Rabu, 31 Juli 2013

Laporan bahan organik tanah imank




Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
                                 
BAHAN ORGANIK


DI SUSUN OLEH :

NAMA                  :  SUDIRMAN
                                 NIM                   :  G11112041
KELOMPOK       :  7 (Tujuh)
ASISTEN              :  


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012


I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya media tanaman tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor yang harus ada adalah bahan organik tanah.
               Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami perombakan. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat dan bersifat koloid yang dikenal dengan humus.Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalaui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten berwarna hitam / cokelat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.
               Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya. Yang mana nantinya akan mempengaruhi seberapa jauh tanaman memberikan hasil produktifitas yang tinggi.

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Hampir seluruh kehidupan dalam tanah tergantung pada bahan organik tanah untuk keperluan energi dan unsur hara.
               Berdasarkan hal inilah, maka dipandang penting untuk melaksanakan praktikum bahan organik tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum bahan organik tanah adalah untuk mengetahui kandungan bahan organik tanah pada lapisan I, II, III pada tanah Alfisol dan lapisan I, II pada tanah dangkal, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
               Kegunaannya adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui kandungan bahan organik dari suatu tanah sehingga kita dapat mengetahui layak atau tidaknya tanah tersebut dijadikan areal / lahan pertanian.







II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Organik
Bahan organik dalam tanah Alfisol merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60 % dan pada lapisan oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun. (Pairunan, dkk., 1985).
               Sumber primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman, berupa akar, batang, ranting, daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.(Islami, T., 1995).
               Bahan organik dalam tanah Alfisol terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Lapisan I pada tanah Alfisol mempunyai humus yang terdiri dari hancuram bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang baru dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten, oelapukan berwarna cokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jasad mikro. Dalam jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin dan dammar dalam jumlah yang kecil. Jumlah dan sifat komponen-komponen organik dalam sisa-sisa tumbuhan sangat berpengaruh menentukan penimbunan bahan organik dalam tanah. Terutama lapisan I tanah Alfisol memiliki kandungan humus yang lebih banyak sehingga kandungan bahan organiknya lebih tinggi dari lapisan dibawahnya. (Saifuddin, 1988).
               Senyawa organik pada tanah Alfisol umumnya ditemukan di permukaan atau pada lapisan I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4 %. Tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi), sumber energi yang sangat penting bagi mikroorganisme. (Hardjowigeno, 1992).
               Bahan organik yang terkandung di dalam tanah Alfisol lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, maikin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah Alfisol, makin ke bawah (Lapisan III) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. (Hakim, dkk, 1986).
2.2   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tanah Alfisol
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah Alfisol adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah  dan vegetasi. Kadar bahan organic terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga lapisan tanah  makin ke bawah makin kurang bahan organic yang di kandungnya .
            Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian, mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah,  (3) sifat fsik tanah. Pengaruh temperatureSetiap kenaikan temperatur C akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat. Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi seiring dengan peningkatannya temperature.
Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya lapisan permukaan yang baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 7 Desember pukul 15:00- 17:00 WITA di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan  
Alat-alat yang digunakan pada praktikum bahan organik adalah timbangan,  labu Erlenmeyer 250 mL, pipet tetes, gelas ukur, buret 50 mL, gelas piala
               Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum bahan organik tanah adalah sampel tanah kering udara (Tanah Alfisol, lapisan I, II, III), aquades, larutan H2SO4, larutan K2Cr2O7. indikator diphenilamin 1 %, kertas label.

3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja bahan organik tanah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Menimbang contoh tanah dengan neraca sebanyak 2 gr.
2. Memasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL
3. Menambahkan tanah dengan 10 mL larutan K2Cr2O7 1 N, dan 10 mL H2SO4
4. Membiarkan reaksi berlangsung hingga beberapa menit atau labu Erlenmeyer menjadi dingin.
5. Menambahkan aquades 100 mL.
6. Memasukkan 2-3 tetes indikator ke dalam labu Erlenmeyer.
7. Mentitrasi larutan dalam labu Erlenmeyer dengan Amn-Fe(v)SO4 hingga terjadi perubahan warna menjadi hijau.
8. Mencatat volume titrasi Fe yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
9. Menghitung % bahan organik dengan menggunakan rumus
                                    (mL B- mL t) N x 3 x 1,33
               % C  =                                                          x 100 %                                  
                                             Mg contoh tanah

                        % bahan organik = % C x 1,724
Keterangan :
-          mL B   = mL Blanko
-          mL t    = mL titrasi
-          N        =  Normalitas










IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil percobaan bahan organik maka dapat di peroleh hasil sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Perhitungan Bahan Organik Pada Tanah Inceptisol
Lapisan
% Bahan Organik
Lapisan I Tanah Terganggu Inceptisol
3,5 %
4.2 . Pembahasan
Kandungan bahan organik pada tiap lapisan tanah berbeda-beda. Berdasarkan tabel hasil pengamatan  di atas dapat di lihat bahwa kandungan bahan organik pada lapisan I tanah terganggu ini sebesar 3,5%.
Persentase kandungan bahan organik pada lapisan I tanah terganggu yaitu sebesar 3,5%. Kandungan bahan organik tertinggi terdapat pada lapisan ini, hal ini terjadi karena akumulasi bahan-bahan organik sisa tanaman yang terurai oleh mikroorganisme. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman, iklim, tekstur, dan adanya drainase yang buruk. Bahwa kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang bahan organik dalam tanah. Faktor iklim juga mempengaruhi karena makin dingin  suatu daerah makin tinggi kadar bahan organiknya. Tekstur tanah juga berperan karena makin banyak unsur haranya. Adanya drainase yang buruk juga menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah tinggi.
Bahan organik  memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik  berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik  mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan (Hakim dkk, 1986).












V.  PENUTUP
5.1 . Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)   Kandungan bahan organik pada lapisan 1 tanah terganggu Inceptisol sebesar 3,5%.
2)   Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah pengaruh cuaca dan iklim, vegetasi, tekstur, kedalaman, drainase.
5.2 . Saran
Sebaiknya tanah yang digunakan untuk lahan pertanian yaitu tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik.










DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., dan N, C Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Hardjowigeno.  S., 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Hakim. N., M.Y. Nyapka, A.M Lubis, S.G Nugroho, M.R Saul, M.A Dina, G.B Hong, H.H Baile., 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.

Islami, T., 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP Semarang Press : Semarang.

Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur : Makassar.

Rafidi, S., 1982, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Saifuddin, S., 1988. Kimia Fisika Pertanian. CV. Buana : Bandung.





















LAMPIRAN
Hasil perhitungan Bahan Organik lapisan I tanah terganggu
Dik      : Mlb = 35,4 ml                       N = 0,2 N       
  Mlt  = 10 ml                          m = 1 g = 1000 mg

                   (ml B – ml T) N x 3 x 1,33 
     % C     =                                                  x 100%
                         mg contoh tanah tanpa air


                   (35,4 – 10) 0,2 x 3 x 1,33 
                 =                                                  x 100%
                                         1000

                        =   20,27 x 100%
                             1000

=  2,027 %

% Bahan Organik        = % C x 1,724
                                     = 2,027 % x 1,724
                                     = 3,49 %
                                     = 3,5%

LAPORAN KADAR AIR TANAH




Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah
                                 
REAKSI TANAH

DI SUSUN OLEH :

                              NAMA                  :  SUDIRMAN
                              NIM                      :  G11112041
KELOMPOK       :  7 (Tujuh)
ASISTEN              :  


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012





I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya.
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) dalam tanah. Nilai pH tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang dijerap.
Salah satu sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi tanah (pH). Sifat ini menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Reaksi tanah ini sangat penting dalam menentukan reaktifitas tanah yaitu muatan listrik permukaan butiran koloid atau misel, reaksi tanah juga menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dalam mempengaruhi proses biologik seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH tanah yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat menganggu proses biologik.Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu: masam, netral, dan basa.
Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah yang banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk mengetahui gambaran mengenai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, maka diperlukan adanya pengetahuan tentang pH yang terkandung dalam suatu lapisan tanah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum reaksi tanah untuk mengetahui tingkat kemasaman tanah yang berkaitan erat dengan pH tanah yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
I.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pH tanah adalah untuk mengetahui nilai pH pada lapisan tanah yang telah di ambil di lapangan dengan menggunakan pH meter.
Kegunaan praktikum pH tanah adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai pH pada lapisan tanah .









II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Tanah
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah. Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat meracun tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena mengendap. Reaksi tanah mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dalam tanah.
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H+ di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H+). Dilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan, dkk., 1997).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk, 1986).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5 agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (Pairunan, dkk. 1985).
Pada kebanyakan tanah ditemukan bahwa pertukaran kation berubah dengan berubahnya pH tanah. Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui pertukaran kation. Dengan demikian KTK relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan tempat pertukaran kation koloid organik dan beberapa fraksi liat, H dan mungkin hidroksi-Al terikat kuat, sehingga sukar dipertukarkan (Hakim dkk, 1986).
Tekstur tanah berpengaruh terhadap mudah tidaknya pH dapat diubah. Tanah liat lebih sukar dinetralkan dari pada tanah pasir karena memiliki lebih banyak luas permukaan untuk diabsorbsi, memegang dan mensuplai ion-ion Hidrogen di dalam tanah (Foth, 1994).pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion Hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara  tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral  biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim dkk, 1986).
2.2.  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005).
Keadaan topografi dari suatu daerah sangat mempengaruhi reaksi tanah.  Jika memungkinkan keadaan ini akan menyebabkan terjadinya erosi apabila curah hujan cukup tinggi.  Jika erosi cukup besar, unsur hara akan mudah hilang, implikasi air kurang, sehingga menghambat aktivitas kimia dan biologi(Foth,1994).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam kation yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk,1985).




III. METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 November 2012 pukul 15.00-17.00 WITA di Laboratorium Fisika dan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah  adalah timbangan, pH meter, dan tempat roll film.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah adalah sampel tanah dan aquadest.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun metode percobaan pada Reaksi Tanah (pH Tanah) adalah:
·    Metode Kalorimeter
1.   gram contoh tanah halus dimasukkan kedalam tabung reaksi atau tempat rol film.
2.   Tambahkan 3 ml air suling (rasio 3:1), kocok selama 30 menit, kemudian diamkan selama 5 menit sampai bahan tanah mengendap dan bagian supernatan diatasnya.
3.   Bagian supernatant dipindahkan ketabung lain, kemudian celupkan kertas pH selama 1 menit.
4.   Kemudian bandingkan dengan warna pH baku.
·     Metode Elektrometris
1.    Memasukkan 10 gram tanah halus ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan menambahkan air suling 10 ml (rasio 1 : 1).
2.    Kocok selama 30menit samapai 1 jam dengan digoyang-goyangkan, kemudian mendiamkan selama 1 menit.
3.    Ukur pH dengan menggunakan  pH meter.
4.    Jika diinginkan bisa dibuat perbandingan air dan tanah dengan perbandingan 1:2:3:4:5:7:10 dan melihat grafiknya
5.    Jika diinginkan perbandingan ph KCl 1 N atau ph 0,01 M maka air suling diganti larutan tersebut.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut
Tabel 7. Hasil Pengamatan Reaksi Tanah (pH Tanah)
Berat Tanah
pH
Kriteria
Lapisan I (1 gram)
5,20
Agak Masam
Lapisan I (10 gram)
5,62
Agak Masam
Lapisan II (1 gram)
5,62
Agak Masam
Lapisan II (10 gram)
5,32
Agak Masam

4.2    Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada saat praktikum, tanah dalam lapisan I (1gram) diperoleh pH tanah sebesar 5,20 dan pada lapisan I(10gram) pH tanahnya adalah 5,62. Dan tanah pada lapisan II (1gram) 5,62, dan lapisan II (10gram) 5,32. Dari dua lapisan tersebut pH tanahnya bersifat agak masam, kemasaman tanah disebabkan oleh bahan organik yang terdapat dalam tanah tersebut sehingga daya ikat sangat besar. Kemasaman tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik. Dari kedua lapisan tersebut, yang memiliki nilai pH tertinggi adalah lapisan I (10gram) dan lapisan II (1gram) yaitu 5,62. Hal ini terjadi karena bahan organik yang dikandung oleh lapisan I (10gram) dan lapisan II (1gram) lebih banyak dari pada lapisan I (1gram) dan lapisan II (10gram).  
         Bahan organik pada lapisan I terdekomposisi kemudian masuk kedalam lapisan dibawahnya.Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH suatu tanah berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya,pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah.Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur hara menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur hara ketersediaanya relatif jadi sedikit.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa-basa, kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah.







V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
Ø  Reaksi tanah (pH) pada setiap lapisan tanah itu berbeda - beda. Dari percobaan terbukti bahwa lapisan I (10gram) dan lapisan II (1gram) memiliki pH lebih tinggi 5,62 dari pada lapisan I(1gram) nilai phnya 5,20 dan lapisan II(10gram) 5,32. karena itu semua dipengaruhi oleh banyaknya bahan organik pada setiap lapisan tanah.
Ø  Pada lapisan I (1gram) memiliki pH 5,20 tergolong dalam tanah agak masam, dan lapisan I(10gram) memiliki ph 5,62 begitupula dengan lapisan II (1gram) memiliki pH 5,62 tergolong dalam tanah agak masam, dan lapisan II (10gram) memiliki ph 5,32 tergolong pula dalam kriteria tanah masam.
Ø  Faktor factor tang mempengaruhi reaksi tanah
5.2 Saran
Apabila tanah agak masam  atau masam, maka sebaiknya ditambahkan dengan kapur agar tanah menjadi netral dan apabila tanah agak alkalis atau alkalis, maka sebaiknya ditambahkan dengan belerang / sulfur, agar tanah menjadi netral, karena tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila pH suatu tanah netral.