Selasa, 19 Maret 2013

LAPORAN tekstur tanah IMANK




Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
                                 
TEKSTUR TANAH


DI SUSUN OLEH :

NAMA                  :  SUDIRMAN
                                 NIM                   :  G11112041
KELOMPOK       :  7 (Tujuh)
ASISTEN              :  


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012







I.  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair dan gas. Fase padat hampir menempati 50 % volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya adalah bahan organik. Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan fase gas yang perbandingannya dapat bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah.
Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang menangkap sinar matahari. Di samping itu kebanyakan unsur-unsur dalam usaha memelihara kehidupan berada pada siklus yang lebih berat ke tanah dalam hubungan ini tanah menyediakan lingkungan yang cocok untuk terlaksananya pelapukan bahan-bahan mati dengan cukup cepat melalui aktivitas mikroorganisme terhadap senyawa-senyawa dasar untuk dapat segera menyusul memasuki kembali siklus, terutama melalui vegetasi (Anonim I, 2009).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Tanah terdiri dari gumpalan-gumpalan kecil beraneka bentuk yang disebut agregat sekunder tanah.Bagian-bagian ini terbentuk dari penggabungan butir-butir lebih kecil yang disebut agregat primer.Agregat primer tersusun dari butir-butir mineral atau pecahan batuan berbagai bentuk dan ukuran yang diselaputi oleh senyawa-senyawa hasil pelapukan.Senyawa hasil pelapukan mineral dan pecahan batuan terdiri dari koloid tanah, senyawa kapur, senyawa besi dan almunium yang bertindak sebagai perekat yang menggabungkan agregat-agregat primer.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan percobaan tekstur tanah adalah untuk mengetahui kelas tekstur tanah lapisan I dan II pada tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tekstur tersebut.
Kegunaan percobaan ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang tekstur dan kaitannya dengan usaha pengelolaan tanah pertanian.






II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1  TeksturTanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa tanah.Partikel tanah itu mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-beda yang dapat digolongkan ke dalam tiga fraksi seperti yang disebutkan diatas.Ada yang berdiameter besar sehingga mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada pula yang sedemikian halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah.Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan tanah liat (lempung).Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi.
Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan Zat Hara untuk tanaman, Kelengasan tanah, Perambatan panas, perkembangan akar tanaman dan pengolahan tanah.Berdasarkan persentase perbandingan fraksi-frsksi tanah, maka tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu; Halus, sedang dan kasar.Makin hakus tekstur tanah mengakibatkan kwalitasnya semakin menurun karena berkurangnya kemampuan mengisap air.            
           



Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan liat.Partikel ukuran lebih dari 2mm, bahan organik dan agen perekat seperti kalsium  karbonate harus dihilangkan sebelum menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misal geluh berdebu mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan syarat mineralogi liat . Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan metode pipet atau metode hydrometer. Tekstur tanah menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah Sifat kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran partikelnya.Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar.Jadi, luas permukaan fraksi liat > fraksi debu > fraksi pasir.
Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah.Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara.Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar.Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman.
          





2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tekstur
Adapun faktor faktr yang mempengaruhi pembentukan tekstur tanah adalah:
A.Topografi / Relief
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim.Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
B.Organisme
Tanaman, hewan, jamur, bakteri dan manusia mempengaruhi pembentukan tanah.Hewan dan mikro-organisme tanah campuran untuk membentuk lubang dan pori-pori yang memungkinkan kelembaban dan gas meresap ke lapisan lebih dalam. Dengan cara yang sama, membuka saluran akar tanaman dalam tanah.
C. Waktu
Waktu adalah faktor dalam interaksi semua faktor di atas ketika mengembangkan tanah. Seiring waktu, tanah berevolusi fitur tergantung pada faktor-faktor pembentukan lain, dan pembentukan tanah adalah proses waktu-responsif tergantung pada bagaimana interaksi faktor-faktor lain dengan satusama lain. Tanah selalu berubah (Anonymous b, 2010).
Dari  kelima  faktor  tersebut yang bebas  pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis  besar  proses  pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses  pelapukan dan proses perkembangan tanah (Darmawijaya, 1990 ).
Proses  pelapukan  adalah  berubahnya  bahan  penyusun  didalam  tanah dari  bahan  penyusun  batuan.   Sedangkan  proses  perkembangan  tanah  adalah terbentuknya  lapisan  tanah  yang  menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari  masing – masing  jenis tanah. Contoh  proses pelapukan adalah  hancurnya batuan  secara fisik,  sedangkan  contoh  untuk  peristiwa  perkembangan  tanah adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi(Darmawijaya, 1990 ).
2.3 Sifat Fisik Tanah
1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih.
            Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya.Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut.Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah

2. TEKSTUR

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu
            Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
            Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar.
            Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya.Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”.Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis.Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
            Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi).Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan.Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).

3. STRUKTUR

Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped.Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.






III.METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum tekstur tanah dilaksanakan pada hari jumat tanggal 09 november 2012 sekitar pukul 15.00 – selesai, dilaboratorium fisika tanah, jurusan ilmu tanah, fakultas pertanian universitas hasanuddin, Makassar.
3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum tekstur tanah yaitu hydrometer, timbangan, mesin pengocok, silinder, sedimentasi, saringan, corong, sprayer, cawang, botol tekstur, serta thermometer.
              Bahan yang digunakan pada paktikum tekstur tanah yaitu sampel tanah lapisan 1 dan 2, akuades, larutan calgon, kantung plastic gula,karet gelang serata kertas label.



3.3    Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum tekstur tanah yaitu:
1.        Timbang 20 gram tanah kering udara, butir butir tanah ini berukuran kurang dari 2mm.
2.        Masukkan kedalam Erlenmeyer atau botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 4% dan air secukupnya.
3.        Tutup dengan plastic kocok dengan menggunakan mesin pengocok selama kurang lebih 15 menit
4.        Tuangkan secara kualitatif semua isinya kedaalam silinder sedimentasi 500 ml yang diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.        Semprot dengan sprayer sambil diaduk aduk semua suspense yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.        Pasir yang tertinggal dipindahkan kedalam cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan kedalam oven bersuhu C selama 2 x 24 jam, selanjutnya masukkan kedalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui (catat sebagai C gram)
7.        Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 ml
8.        Angkat selinder sedimentasi, sumbat baik baik dengan karet lalu kocik dengan membolak balik tegak lurus  sebanyak 20 kali atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok kedalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.        Dengan cepat tuangkan kira kira 3 tetes amil alcohol kepermukaan suspensi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul.
10.    Setelah 15 detik, masukkan hydrometer kedalam suspense dengan hati hati agar suspense tidak banyak terganggu.
11.    Setelah 40 detik baca dan catat pembacaan hydrometer pertama ( ) dan suhu suspense ( )
12.    Dengan hati hati keluarkan hydrometer dari suspense
13.    Setelah menjelang 8 jam masukkan hydrometer dan catat pembacaa hydrometer kedua  dan suhu suspensi
14.    Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
Berat debu dan liat   =   [ ]- 0,5..............(a)
Berat liat  =  [ ] – 0,5...............(b)
       Berat Debu  =  Berat (debu dan liat) – berat liat.......(a+b)



15.    Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
% pasir  =  x 100%
% debu             =  x 100%
% liat                =  x 100%
16.   Masukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur.



1V. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan data dari pengukurandananalisisperhitungandiperolehhasilsebagaiberikut:
Tabel 2.Hasil Perhitungan Kelas Tekstur Tanah
jenis tanah
lapisan
% pasir
% debu
% liat
Kelas
Inseptisol
I
36,05
59,01
4,93
Debu
inseptisol
II
16,29
77,79
6,01
Debu

4.2 Pembahasan
Setelahdilakukanpengolahan data didapatkanbahwapadatanahinceptisol, lapisan I memilikipersentasepasir 36,05 %, debu 959,01 %, danliat 4,93%. Dan padalapisan II memilikipersentasepasir 16,29%, debu 77,79 %, danliat 6,01 %. Dari hasiltersebut, lapisan I dan II termasukkelastekstur debu.Hal inidisebabkankarena adanya partikel yang sedang, sesuaidenganyang  dikemukakan Foth (1994), bahwadimanapermukaan yang bertekstur debu terasa licin sekali dan agak melekat.
Tekstur debu merupakan tekstur yang licin. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2002), bahwa tanah bertekstur debu karena lebih licin maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur licin lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar.
Untuk lapisan pertama dan kedua memiliki tekstur yang sama, yaitu berstektur debu. Untuk lapisan pertama ini terjadi karena persentase debu lebih tinggi dibandingkan  pasir dan liat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sutedjo (1982) bahwa yang  menyebabkan tanah  berstektur debu disebabkan oleh beberapa hal yaitu bahan organik yang disebabkan oleh banyaknya sisa-sisa tumbuhan dan sisa pembuangan lainnya.
Selain itu juga hal lainyang menyebabkan hal diatas adalah permeabiitas atau kemampuan tanah untuk melepaskan air, mineral liat, porositas. Sedangkan lapisan kedua berstruktur debukarena persentase kandungan debu lebih tinggi dibandingkan dengan pasir atau liat.Sesuai dengan segitiga tekstur, dari hasil penggabungan ketiga fraksi tersebut ditemukan 1 titik kelas tekstur yaitu debu.
Tekstur debu kurang baik untuk tanaman yang sifatnya tidak tahan air  karna tekstur liat memiliki menyerap dan menahan air dan unsur hara yang tinggi namun melepaskan air yang rendah pula sehingga kurang baik bagi pertumbuhan tanaman khususnya perumbuhan akar. Jika akar tanaman tergenang air maka akan mengalami busuk akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat karna tidak ada transportasi unur hara kebagian daun yang akan diproses oleh fotosintesis untuk tanaman. Namun tekstur debu bisa ditanami tanaman perkebunan.


V. PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1.        Lapisan pertama memiliki persentase pasir sebesar 36,05%, persentase debu sebesar 59,01% persentae liat sebesar 4,93%, sehingga kelas teksturnya adalah debu.
2.        Lapisan kedua memiliki persentase pasir sebesar 16,29%, persentase debu sebesar 77,79%, persentase liat sebesar 6,01%, sehingga kelas teksturnya adalah debu.
3.        Faktor–faktor yang mempengaruhi tekstur tanah inseptisol yaitu faktor translokasi bahan organik, sifat–sifat tanah tiap–tiap horison, iklim, kedalaman lapisan, kegiatan jasad renik, vegetasi, drainase, kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam memilih lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk proses tumbuhan serta kemampuannya menyimpan air dan aerasi.




DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, M.Isa,1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press.Yogyakarta.

Foth, Hendry D. 1990. Dasar-Dasar Ilmu TanahErlangga Gajah Mada University Press:Yogyakarta.

Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu TanahErlangga Gajah Mada University Press:Yogyakarta.

Hanafiah, Ali Kemas.  2005.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada, Jakara.

Hardjowigono, H.S. 2002.Ilmu Tanah. AkademikaPressindo, Jakarta.

Hardjowigono, H.S. 2003.Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta




LAMPIRAN
·         Lapisan I
DIK :
H1= 10      t1     = 30oC                 C =3,4 gr
H2= 7                    t2= 2,9oC

a Berat Debu & Liat                        =
 =
 =
 =
 =
=
 = 6,03 gr/m3

a Berat Liat                          = 
=
=
=
=
= 0,965 – 0,5
= 0,465 gr/m3

a  Berat Debu                        = berat (debu + liat) -berat liat
= 6,03 – 0,465
=  5,565 gr/m3

§  % Pasir                              =     
=
=
= 36,05 %

§  % Debu                             =
=
=
= 59,01%

§  % Liat                               =
=
=
= 4,93%




·         Lapisan II
DIK :
H1= 11      t1     = 31oC                 C = 1,3 gr
H2= 7                    t2= 3oC


a Berat Debu & Liat                        =
 =
 =
 =
 =
=
 = 6,68 gr/m3

a Berat Liat                          = 
=
=
=
=
= 0,98 – 0,5
= 0,48 gr/m3


a  Berat Debu                        = berat (debu + liat) -berat liat
= 6,68 – 0,48
=  6,2 gr/m3

§  % Pasir                              =     
=
=
= 16,29 %

§  % Debu                          =
=
=
= 77,69%

§  % Liat                            =
=
=
= 6,01 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar