Laporan
Praktikum
Dasar-Dasar
Ilmu Tanah
BAHAN ORGANIK
DI SUSUN OLEH :
NIM : G11112041
KELOMPOK : 7 (Tujuh)
ASISTEN :
LABORATORIUM
FISIKA TANAH
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media
tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya media tanaman tanah harus dapat
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor
yang harus ada adalah bahan organik tanah.
Bahan organik
tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami
perombakan. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat dan bersifat koloid
yang dikenal dengan humus.Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal
dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari
hancuran bahan organik tersebut melalaui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam
tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten berwarna hitam / cokelat dan
mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.
Tanah yang
mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah
lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi
memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya. Yang mana
nantinya akan mempengaruhi seberapa jauh tanaman memberikan hasil produktifitas
yang tinggi.
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi
oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Hampir seluruh kehidupan dalam
tanah tergantung pada bahan organik tanah untuk keperluan energi dan unsur
hara.
Berdasarkan
hal inilah, maka dipandang penting untuk melaksanakan praktikum bahan organik
tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum bahan organik tanah adalah untuk mengetahui
kandungan bahan organik tanah pada lapisan I, II, III pada tanah Alfisol dan
lapisan I, II pada tanah dangkal, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaannya adalah
sebagai bahan informasi untuk mengetahui kandungan bahan organik dari suatu
tanah sehingga kita dapat mengetahui layak atau tidaknya tanah tersebut
dijadikan areal / lahan pertanian.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Organik
Bahan organik dalam tanah Alfisol merupakan fraksi bukan mineral
yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat
dalam tanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal
untuk lahan pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60 % dan pada lapisan
oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun. (Pairunan,
dkk., 1985).
Sumber primer
bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman, berupa akar, batang,
ranting, daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan
terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.(Islami, T.,
1995).
Bahan organik
dalam tanah Alfisol terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus
atau humus. Lapisan I pada tanah Alfisol mempunyai humus yang terdiri dari
hancuram bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang baru dibentuk dari
hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.
Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna hitam atau
cokelat yang memiliki daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Humus adalah
senyawa kompleks yang agak resisten, oelapukan berwarna cokelat, amorfus,
bersifat koloid dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah
dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jasad mikro. Dalam jaringan
tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin dan dammar dalam jumlah yang kecil.
Jumlah dan sifat komponen-komponen organik dalam sisa-sisa tumbuhan sangat
berpengaruh menentukan penimbunan bahan organik dalam tanah. Terutama lapisan I
tanah Alfisol memiliki kandungan humus yang lebih banyak sehingga kandungan
bahan organiknya lebih tinggi dari lapisan dibawahnya. (Saifuddin, 1988).
Senyawa organik
pada tanah Alfisol umumnya ditemukan di permukaan atau pada lapisan I, tanah
jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4 %. Tetapi pengaruhnya terhadap
sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap
sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber
unsur hara N, P, S, unsur mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur
hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi), sumber energi yang sangat
penting bagi mikroorganisme. (Hardjowigeno, 1992).
Bahan organik
yang terkandung di dalam tanah Alfisol lebih tinggi yang mengakibatkan tanah
pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena
merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah
adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar
bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %,
maikin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah Alfisol,
makin ke bawah (Lapisan III) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II.
Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah
dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air
berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan
organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. (Hakim, dkk, 1986).
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tanah Alfisol
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah Alfisol
adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur
tanah dan vegetasi. Kadar bahan organic
terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga lapisan tanah makin ke bawah makin kurang bahan organic
yang di kandungnya .
Iklim merupakan rerata
cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan seterusnya, dan
cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian,
mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan
pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral
penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah, (3) sifat fsik tanah. Pengaruh temperatureSetiap
kenaikan temperatur C akan meningkatkan penigkatannya
laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat. Meningkatkan pembentukan dan pelapukan
dan pembentukan liat terjadi seiring dengan peningkatannya temperature.
Tekstur suatu
tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan
konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri
karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya lapisan
permukaan yang baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu
tertentuh maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta
struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan
fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
III. BAHAN
DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 7 Desember pukul 15:00- 17:00 WITA di
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum bahan organik adalah
timbangan, labu Erlenmeyer 250 mL, pipet
tetes, gelas ukur, buret 50 mL, gelas piala
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum bahan organik tanah adalah sampel tanah kering udara
(Tanah Alfisol, lapisan I, II, III), aquades, larutan H2SO4,
larutan K2Cr2O7. indikator diphenilamin 1 %, kertas
label.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja bahan organik tanah dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut :
1. Menimbang contoh tanah dengan neraca sebanyak 2 gr.
2. Memasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL
3. Menambahkan tanah dengan 10 mL larutan K2Cr2O7
1 N, dan 10 mL H2SO4
4. Membiarkan
reaksi berlangsung hingga beberapa menit atau labu Erlenmeyer menjadi dingin.
5. Menambahkan
aquades 100 mL.
6. Memasukkan 2-3
tetes indikator ke dalam labu Erlenmeyer.
7. Mentitrasi
larutan dalam labu Erlenmeyer dengan Amn-Fe(v)SO4 hingga terjadi
perubahan warna menjadi hijau.
8. Mencatat volume
titrasi Fe yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
9. Menghitung % bahan
organik dengan menggunakan rumus
(mL
B- mL t) N x 3 x 1,33
% C = x
100 %
Mg contoh
tanah
% bahan
organik = % C x 1,724
Keterangan :
-
mL B = mL Blanko
-
mL t = mL titrasi
-
N =
Normalitas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil percobaan bahan organik maka dapat di peroleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 8.
Hasil Perhitungan Bahan Organik Pada Tanah Inceptisol
Lapisan
|
% Bahan Organik
|
Lapisan I
Tanah Terganggu Inceptisol
|
3,5 %
|
4.2 . Pembahasan
Kandungan bahan organik pada tiap lapisan tanah berbeda-beda.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan di
atas dapat di lihat bahwa kandungan bahan organik pada lapisan I tanah
terganggu ini sebesar 3,5%.
Persentase
kandungan bahan organik pada lapisan I tanah terganggu yaitu sebesar 3,5%. Kandungan bahan organik
tertinggi terdapat pada lapisan ini, hal ini terjadi karena akumulasi
bahan-bahan organik sisa tanaman yang terurai oleh mikroorganisme. Faktor-faktor
yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman, iklim, tekstur,
dan adanya drainase yang buruk. Bahwa kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi
bahan organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang
bahan organik dalam tanah. Faktor iklim juga mempengaruhi karena makin dingin suatu daerah makin tinggi kadar bahan
organiknya. Tekstur tanah juga berperan karena makin banyak unsur haranya.
Adanya drainase yang buruk juga menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah
tinggi.
Bahan organik
memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi
unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung
untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan (Hakim dkk, 1986).
V. PENUTUP
5.1 . Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1)
Kandungan bahan organik pada lapisan
1 tanah terganggu Inceptisol sebesar 3,5%.
2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bahan organik tanah adalah pengaruh cuaca dan iklim, vegetasi, tekstur,
kedalaman, drainase.
5.2 . Saran
Sebaiknya tanah yang digunakan untuk lahan pertanian yaitu tanah
yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi agar tanaman yang
dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Buckman, H. O., dan N, C Brady,
1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bharata
Karya Aksara : Jakarta.
Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu
Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
Hakim. N., M.Y. Nyapka, A.M Lubis,
S.G Nugroho, M.R Saul, M.A Dina, G.B Hong, H.H Baile., 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit
Universitas Lampung : Lampung.
Islami, T., 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP
Semarang Press : Semarang.
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L.,
Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul
Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur : Makassar.
Rafidi, S., 1982, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Saifuddin, S., 1988. Kimia Fisika Pertanian. CV. Buana : Bandung.
LAMPIRAN
Hasil
perhitungan Bahan Organik lapisan I tanah terganggu
Dik : Mlb = 35,4 ml N = 0,2 N
Mlt = 10 ml m
= 1 g = 1000 mg
(ml B – ml T) N x
3 x 1,33
% C = x 100%
mg contoh tanah tanpa air
(35,4 – 10) 0,2 x 3 x 1,33
= x 100%
1000
= 20,27 x 100%
1000
= 2,027 %
% Bahan Organik = % C x
1,724
= 2,027 % x 1,724
= 3,49 %
= 3,5%