Laporan
Praktikum
Dasar-Dasar
Ilmu Tanah
POROSITAS
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SUDIRMAN
NIM : G11112041
KELOMPOK : 7 (Tujuh)
ASISTEN :
LABORATORIUM
FISIKA TANAH
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pori-pori
tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori)
dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau ar
gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan pori-pori
halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar
yang banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan. Dengan
kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan semakin
baik untuk penanaman tanaman.
Porositas
tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur
granular atau remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah
dengan struktur massive. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori
sehingga sulit untuk menahan air. Adapun hubungan antara bulk density dan
porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin
rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel
density, dimana makin tinggi nilai partikel density maka makin tinggi pula
nilai porsitas.
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase,
dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan
biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran,
bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan
jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu.
Tanah merupakan sesuatu yang unik
dan spesifik untuk mengenal dan mempelajari perlu dibutuhkan pemilihan
bagian-bagian agar lebih muda dan praktis. Salah satu bagian yang cukup penting
adalah massa tanah atau biasa disebut juga dengan Particle Density.
Massa tanah atau biasa juga disebut berat tanah dapat dinyatakan dalam dua cara
yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi yaitu berat suatu volume tanah dalam
keadaan struktur alamiah.
Berdasarkan
uraian diatas maka praktikum penetapan porositas penting untuk dilakukan agar
mahasiswa mengetahui bagaimana penetapan poositas pada suatu sample tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Porositas adalah untuk menentukan
nilai Porositas pada sampel tanah utuh.
Kegunaan
dari praktikum Porositas adalah untuk mengetahui pengolahan tanah lebih lanjut
serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah
(tanah) tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi
bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar
(macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara
atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang
pori-pori halus berisi air kapiler atau udara (Hakim, 1986).
Tanah-tanah pasir
mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak
pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan.
Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro + mikro) lebih
tinggi daripada tanah pasir.
Porositas tanah
dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah.
Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih
tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan
tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air
(Hardjowigeno, 2003).
Ruang pori-pori
total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian besar dari
pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat effisien dalam lalu
lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil,
dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang
air yang rendah (Buckman dan Brady, 1982).
Sebaliknya,
pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang
sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Jika semakin tinggi persentase pasir
dalam tanah, semakin banyak ruang pori-pori di antara partikel-partikel tanah
semakin dapat memperlancar gerakan air dan udara (Hakim, 1986).
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah
Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai porositas suatu tanah yaitu tekstur, struktur dan bahan
organik. Tanah yang mempunyai struktur lemah maka porositasnya akan mengalami
peningkatan selain itu dengan banyaknya bahan organik dalam tanah juga akan
meningkatkan porositas tanah ( Anonym, 2012).
Menurut Buckman,
and Brady. 1982. Faktor Faktor yang mempengaruhi porosita syaitu:
1. Susunan Batuan
Pemeriksaan porositas batuan salah satunya dengan melihat porositas
gabungan batuan. Dalam memperkirakan nilai porositas, Slichter dan kemudian
Graton dan Fraser menghitung porositas berbagai susunan batuan serupa.
Porositas dengan susunan kubik atau biasa disebut cubic packing (agak kompak)
adalah 47.6 %, sedangkan rombohedral (seperti belah ketupat, lebih kompak)
adalah 25,96 %.
2. Distribusi Batuan
Kita tahu bahwa di alam,
batuan terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang tidak hanya menyebabkan
perbedaan susunannya saja tapi juga angularity dan distribusi dari berbagai
ukuran partikel akan mempengaruhi nilai porositas batuan.
Distribusi suatu batuan
berhubungan erat dengan komposisi butiran dari batuan tersebut. Batuan dengan
satu jenis unsur penyusun bisa memiliki porositas yang lebih besar daripada
porositas batuan yang terdiri dari berbagai macam unsur penyusun. Misalnya
saja batupasir dapat tersusun dari butiran kuarsa, feldspar, limestone,
fossil, dan chert. Keberagaman penyusun batuan ini sangat mempengaruhi besarnya
porositas dari suatu batuan karena bentuk dan ukuran dari masing-masing
penyusun yang berbeda. Jelas akan sangat berbeda perhitungannya dengan ukuran
partikel yang seragam.
Semakin besar ukuran butiran, semakin besar
ruang kosong yang akan diisi dengan batu lempung atau partikel-partikel
lebih kecil dan materi semen. Semakin banyak partikel kecil yang masuk,
mengurangi jumlah pori-pori batuan. Seperti contoh hasil pengayakan antara
batupasir (a) dengan batupasir serpihan (b)Distribusi ukuran batuan dapat
dilihat dari skewness (kecondongan). Eksperimen yang dilakukan oleh Tickell di
pasir Ottawa menunjukkan bahwa porositas adalah fungsi dari skewness distribusi
ukuran batuan. Secara umum, semakin kecil butiran dan semakin besar angularity
maka porositas semakin besar. Semakin besar ukuran butiran maka semakin kecil
porositas.Material semen juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel
batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir.
3. Sementasi
Sementasi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi porositas. Material semen juga perlu diperhatikan karena semen
akan menyegel batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir. Jika suatu batuan
tersementasi dengan baik, maka kemungkinan besar akan terdapat banyak pori yang
tidak berhubungan. Hal ini dapat menyebabkan porositas efektif dari batuan itu
menjadi kecil, sebaliknya jika suatu batuan tidak tersementasi dengan baik,
kemungkinan besar semakin banyak pori yang terhubungkan, sehingga harga
porositas efektif semakin besar.
4. Kompaksi
Kompaksi dapat mempengaruhi harga dari porositas. Semakin dalam
posisi batuan dari permukaan, beban yang diterima semakin besar. Tekanan yang
disebabkan oleh akumulasi beban batuan yang berada di atasnya disebut tekanan
overburden. Jika suatu batuan terkompaksi dengan baik artinya semakin dalam
dari permukaan, pori-pori dari batuan itu akan semakin kecil karena
butiran penyusun semakin merapat, contohnya pada rhombohedral packing. Begitu pula sebaliknya, jika kompaksi semakin rendah maka
presentasi pori akan semakin besar, contohnya saja pada cubic packing.
5. Angularitas
Jika derajat angularitas
butiran penyusun batuan semakin besar (semakin jauh dari kebundaran/roundness),
bentuk butirannya akan semakin menyudut. Hal ini akan menyebabkan daerah sentuh
antar butiran yang satu dengan yang lainnya akan semakin besar jika
dibandingkan dengan bidang sentuh antar butiran yang roundness-nya tinggi
(daerah sentuhnya kecil). Sehingga, mengakibatkan ruang yang dapat ditempati
fluida akan semakin berkurang dan porositasnya menurun.
III.
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Porositas dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 21 November 2012, pada pukul 15.30 WITA
sampai
selesai. di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin Makassar
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur
dan pengaduk serta alat- alat yang
digunakan pada percobaan bulk density.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air
pembilas serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
3.2 Prosedur Kerja
1.
Menghitung
nilai Bulk Density dan Particle Density contoh
tanah
2.
Menghitung
Porositas dengan persamaan :
Porositas
= (1-
)X100 %
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan
perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Porositas Tanah Inseptisols
Jenis Tanah
|
Porositas
|
Inseptisol
|
39%
|
4. 2
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar
porositasnya adalah 39 %, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas
yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak
mineral – mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk
densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat
mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat
mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan
mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan
bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti
mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah
sekitar angka tersebut.
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan
struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan
mengerut sangat mempengaruhi porositas, misalnya saja wilayah yang
beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi
pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan
dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan
mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada
porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan
pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu
struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada
kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur
tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).
V. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah
pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki
porositas sebesar 39 % yang disebabkan karena keberadaan mineral–mineral cukup
besar dalam tanah tersebut.
Adapun hal–hal
yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah
melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui
bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineral–mineral
kecil yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita
telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh
air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal
tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.
LAMPIRAN
Diketahui : Bulk
Density = 1,06 gr/cm3
Particle Density = 1,73 gr/cm3
Porositas =
x 100 %
=
x 100 %
= [ 1 – 0,61 ] x 100 %
= 0,39 x 100 %
= 39 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar