Selasa, 30 Juli 2013

LAPORAN " kltur jaringan"



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOTEKNOLOGI

KULTUR JARINGAN



DISUSUN OLEH

NAMA            : SUDIRMAN
NIM                : G111 12 041
KELAS           : B
KELOMPOK : 5 ( LIMA)
ASISTEN       : NUR HARDINA




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Berkurangnya pasokan sandang, pangan, dan papan merupakan masalah utama bagi kelangsungan hidup umat manusia. Oleh sebab itu, diperlukan suatu gerakan baru atau inovasi – inovasi baru dalam menghadapi masalah kekurangan tersebut. Kegiatan seperti reboisasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Selain itu, pembuatan tanaman transgenik adalah suatu inovasi baru yang dapat mengatasi masalah kepunahan atau kekurangan pangan.
Adapun cara yang dilakukan dalam mewujudkan gerakan penanaman tanaman transgenik yaitu dengan melakukan kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan salah satu cara terbaik dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Proses pelaksanaan kultur jaringan yang dapat dikatakan proses terakhir yaitu penanaman eksplan. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada pelaksanaan ini yaitu kondisi yang aseptic.
Pada proses penanaman eksplan, lingkungan yang digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh karenanya penanaman biasanya dilakukan di Enkas, sebuah kotak dengan tepi yang transparan dan terdapat lubang untuk tangan, atau dengan menggunakan LAF (Laminar Air Flow).
Kontaminasi yang terjadi pada kultur jaringan merupakan momok yang cukup mengganggu proses kultur jaringan. Namun kontaminasi juga dapat dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang aseptic. Setelah dua acara praktikum diatas dilakukan sterilisasi terhadap peralatan kultur dan media kultur, tanaman atau eksplan yang akan ditanam juga harus dalam keadaan steril dan sehat artinya eksplan tidak terserang penyakit ataupun terkena serangan mikroba.



Keberadaan kontaminan yang berasal dari bakteri maupun mikroba lainnya sangat sulit dihindari termasuk juga di dalam ruang kultur. Untuk itu sterilisasi ruangan juga perlu dilakukan tentunya dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang aseptic dan menghilangkan mikroba maupun spora penyebab kontaminan.
Kontaminasi merupakan proses dimana masuknya bakteri, cendawan, maupun mikroba lainnya kedalam bahan tanam. Kontaminasi yang terjadi bukan hanya karna faktor tempat lingkungan atau tempat kegiatan yang kurang steril, namun juga dapat disebabkan oleh manusia. Media atau bahan tanam yang telah terkontaminasi tidak dapat lagi digunakan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita lakukan praktikum ini agar menambah pengetahuan kita tentang pengembangan tanaman melalui proses kultur jaringan.
1.2.    Tujuan Dan Kegunaan
Adapun tujuan dari prakitkum ini adalah untuk mengetahui tekhnik memperbanyak tanaman dengan metode kultur jaringan serta dapat mengetahui tata cara menanam eksplan dan hal hal penting lainnya.
Sedangkan tujuan praktikum ini adalah sebagai bahan pembelajaran serta pembanding antara tekhnik perbanyakan tanaman kultur jaringan dengan beberapa tekhnik perbanyakan tanaman yang lain.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 
Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan sangat sederhana, namun membutuhkan ketelitian yang tinggi dan tekhnik yang baik pula. Suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang cukup besar atau banyak (Anonim,2012).
Eksplan yang telah ditanam, agar dapat tumbuh menjadi kalus dan kemudian menjadi planlet, membutuhkan pemeliharaan yang rutin dan tepat. Artinya, eksplan atau kalus yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang baru harus segera dilaksanakan, tidak boleh sampai terlambat. Pemindahan yang terlambat dapat menyebabkan pertumbuhan eksplan atau kalus dapat terhenti atau dapat mengalami brownig atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri (Hendra,2007).
Sebelum digunakan, enkas harus disterilisasi dengan menggunakan hand sprayer berisi spirtus atau campuran formalin 10% dan alkohol 70%, dengan perbandinga 1:1. setelah disemprot kemudian dibiarkan terlebih dahulu kurang lebih 10 menit, baru kemudian boleh digunakan (Wetherel,2008).
Alat-alat dissecting –set dan glass ware yang akan digunakan untuk kultur jaringan, setelah dicuci dan dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas payung dan disterilisasi di dalam autoklaf dengan suhu 121 oC, tekanan 15 lb, dan lama sterilsiasi 20-30 menit.Botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan alumunium foil, kemudian disterilisasi (Hendra,2007).
Sterilisasi medium lebih sedikit waktunya dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat, yakni 15 menit, tetapi suhu dan tekannya sama. Sterilisasi eksplan dapat dilakukan cara sterilisasi eksplan secara mekanis, dimana cara ini digunakan untuk eksplan yang keras atau berdaging, yaitu dengan membakar eksplan tersebut di atas lampu spirtus sebanyak tiga kali. Sterilisasi Eksplan secara Kimiawi, sterilisasi ini gunakan untuk eksplan yang lunak. Sterilisasi ini menggunakan bahan kimia, bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi kima ini adalah sodium hipoklorit, dan alkohol 70% (Anonim,2012).
Meskipun semua tekhnik sterilisasi sudah dilakukan, namun tidak jarang pula eksplan yang kita tanam itu terkontaminasi oleh bakteri maupun mikroba lainnya. Kontaminasi yang terjadi dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat proses pemotongan eksplan atau proses lainnya. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi maka dapat dilakukan beberapa hal, seperti menghindari kontak langsung atau memegang eksplan baik dalam waktu yang singkat maupun lama serta selalu membakar pingset jika dipakai (Hendra,2007).
Penanaman eksplan dilakukan di laminar air flow dalam kondisi yang aseptic, sebelum melakukan penanaman maka terlebih dahulu laminar air flow dibersihkan agar bakteri atau mikroba yang ada pada laminar air flow tidak ada lagi. Setiap kegiatan yang berhubungan dengan penanaman eksplan harus dilakukan di dalam laminar air flow (Wetherel,2008).









BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum kultur jaringan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi, Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Lantai 4, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari senin, 11 maret 2013 pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
          Adapun alat alat  yang digunakan dalam praktikum penanaman eksplan adalah cawan petri, pingset, laminar air flow, botol kultur, Bunsen, pisau scalpel dan gunting.
          Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah media, alcohol dan planlet ( bahan tanam).
3.3  Prosedur Kerja
          Adapun prosedur kerja pada praktikum penanaman eksplan yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dalam keadaan steril
2. Mensterilkan tangan dan alat dengan alcohol sebelum memulai kegiatan
3. Menyiapkan cawan petri yang akan digunakan sebagai wadah dalam pemotongan eksplan
4. Mengambil eksplan yang akan ditanam, kemudian masukkan ke dalam cawan petri lalu memotong eksplan kira kira 2- 3 ruas
5. Memasukkan eksplan kedalam media dengan posisi tegak, lalu tutu botol dengan aluminium foil atau wrapping plastic
6. Menyimpan media yang berisi eksplan pada ruang pemeliharaan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
NO
JENIS KEGIATAN
GAMBAR
1
 Penstrelisasian alat dengan alkohol
2
Menggunting eksplan yang akan ditanam
3
Penanaman eksplan
4
Penutupan botol dengan wrapping plastic
    
4.2 Pembahasan
Dalam penanaman eksplan harus dilakukan di lingkungan yang aseptic atau steril. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada pelaksanaan ini yaitu kondisi yang aseptik. Pada proses penanaman eksplan, lingkungan yang digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh karenanya penanaman biasanya dilakukan di enkas atau Laminar Air Flow.
Dalam proses penanaman eksplan semua alat-alat yang digunakan harus steril untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang merupakan hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penanaman eksplan pada media. Kontaminasi yang terjadi pada kultur jaringan merupakan momok yang cukup mengganggu proses kultur jaringan.
Namun kontaminasi juga dapat dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang aseptic. Stelah dua acara praktikum diatas dilakukan sterilisasi terhadap peralatan kultur dan media kultur, tanaman atau eksplan yang akan ditanam juga harus dalam keadaan steril dan sehat artinya eksplan tidak terserang penyakit ataupun terkena serangan mikroba.
Selain peralatan yang digunakan yang perlu disterilisasi maka ruangan yang digunkan juga harus dalam keadaan aseptik. Hal ini sesuai pendapat Rahardja (1995) yang menyatakan, keberadaan kontaminan yang berasal dari spora maupun mikroba lainnya sangat sulit dihindari termasuk juga di dalam ruang kultur. Untuk itu sterilisasi ruangan juga perlu dilakukan tentunya dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang aseptic dan menghilangkan mikroba maupun spora penyebab kontaminan.








BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Pada proses penanaman, tahap pertama adalah persiapan ala tdan sterilisasi alat dan bahan serta ruangan. Selain itu diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menjaga agar tidak terjadi kekeliruan dalam proses penanaman, agar dapat mengurangi resiko terjadinya kontaminasi.
Ø  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman yakni sterilnya alat dan bahan yang digunakan, pemakaian safety clothes seperti sarung tangan, masker, dan baju laboratorium dan teknik yang digunakan dalam proses penanaman merupakan factor yang paling penting, karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman yang dilakukan.

5.2  Saran
Sebaiknya dalam praktikum penanaman eksplan mahasiswa diberi kesempatan untuk mempraktekkan langsung tekhnik tekhnik penanaman agar praktikan lebih mengerti.
Untuk asisten pada setiap praktikum harusnya praktikan yang harus mempraktekkan langsung, bukan hanya penjelasan saja agar praktikan lebih mengerti dan memahami setiap percobaan yang dilakukan.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Teknik Kultur Jaringan http://www.bbpp-lembang.info.htm.
Diakses pada tanggal 13 Maret  2013.
Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
Pada tanggal 22 Desember 2011
Rahardja, P.E. 1988. Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern.Panebar Swadaya.
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery
Publishing Group Inc. New Jersey. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar