Rabu, 31 Juli 2013

LAPORAN KADAR AIR TANAH




Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah
                                 
REAKSI TANAH

DI SUSUN OLEH :

                              NAMA                  :  SUDIRMAN
                              NIM                      :  G11112041
KELOMPOK       :  7 (Tujuh)
ASISTEN              :  


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012





I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya.
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) dalam tanah. Nilai pH tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang dijerap.
Salah satu sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi tanah (pH). Sifat ini menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Reaksi tanah ini sangat penting dalam menentukan reaktifitas tanah yaitu muatan listrik permukaan butiran koloid atau misel, reaksi tanah juga menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dalam mempengaruhi proses biologik seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH tanah yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat menganggu proses biologik.Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu: masam, netral, dan basa.
Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah yang banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk mengetahui gambaran mengenai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, maka diperlukan adanya pengetahuan tentang pH yang terkandung dalam suatu lapisan tanah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum reaksi tanah untuk mengetahui tingkat kemasaman tanah yang berkaitan erat dengan pH tanah yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
I.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pH tanah adalah untuk mengetahui nilai pH pada lapisan tanah yang telah di ambil di lapangan dengan menggunakan pH meter.
Kegunaan praktikum pH tanah adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai pH pada lapisan tanah .









II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Tanah
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah. Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat meracun tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena mengendap. Reaksi tanah mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dalam tanah.
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H+ di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H+). Dilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan, dkk., 1997).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk, 1986).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5 agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (Pairunan, dkk. 1985).
Pada kebanyakan tanah ditemukan bahwa pertukaran kation berubah dengan berubahnya pH tanah. Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui pertukaran kation. Dengan demikian KTK relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan tempat pertukaran kation koloid organik dan beberapa fraksi liat, H dan mungkin hidroksi-Al terikat kuat, sehingga sukar dipertukarkan (Hakim dkk, 1986).
Tekstur tanah berpengaruh terhadap mudah tidaknya pH dapat diubah. Tanah liat lebih sukar dinetralkan dari pada tanah pasir karena memiliki lebih banyak luas permukaan untuk diabsorbsi, memegang dan mensuplai ion-ion Hidrogen di dalam tanah (Foth, 1994).pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion Hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara  tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral  biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim dkk, 1986).
2.2.  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005).
Keadaan topografi dari suatu daerah sangat mempengaruhi reaksi tanah.  Jika memungkinkan keadaan ini akan menyebabkan terjadinya erosi apabila curah hujan cukup tinggi.  Jika erosi cukup besar, unsur hara akan mudah hilang, implikasi air kurang, sehingga menghambat aktivitas kimia dan biologi(Foth,1994).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam kation yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk,1985).




III. METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 November 2012 pukul 15.00-17.00 WITA di Laboratorium Fisika dan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah  adalah timbangan, pH meter, dan tempat roll film.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah adalah sampel tanah dan aquadest.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun metode percobaan pada Reaksi Tanah (pH Tanah) adalah:
·    Metode Kalorimeter
1.   gram contoh tanah halus dimasukkan kedalam tabung reaksi atau tempat rol film.
2.   Tambahkan 3 ml air suling (rasio 3:1), kocok selama 30 menit, kemudian diamkan selama 5 menit sampai bahan tanah mengendap dan bagian supernatan diatasnya.
3.   Bagian supernatant dipindahkan ketabung lain, kemudian celupkan kertas pH selama 1 menit.
4.   Kemudian bandingkan dengan warna pH baku.
·     Metode Elektrometris
1.    Memasukkan 10 gram tanah halus ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan menambahkan air suling 10 ml (rasio 1 : 1).
2.    Kocok selama 30menit samapai 1 jam dengan digoyang-goyangkan, kemudian mendiamkan selama 1 menit.
3.    Ukur pH dengan menggunakan  pH meter.
4.    Jika diinginkan bisa dibuat perbandingan air dan tanah dengan perbandingan 1:2:3:4:5:7:10 dan melihat grafiknya
5.    Jika diinginkan perbandingan ph KCl 1 N atau ph 0,01 M maka air suling diganti larutan tersebut.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut
Tabel 7. Hasil Pengamatan Reaksi Tanah (pH Tanah)
Berat Tanah
pH
Kriteria
Lapisan I (1 gram)
5,20
Agak Masam
Lapisan I (10 gram)
5,62
Agak Masam
Lapisan II (1 gram)
5,62
Agak Masam
Lapisan II (10 gram)
5,32
Agak Masam

4.2    Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada saat praktikum, tanah dalam lapisan I (1gram) diperoleh pH tanah sebesar 5,20 dan pada lapisan I(10gram) pH tanahnya adalah 5,62. Dan tanah pada lapisan II (1gram) 5,62, dan lapisan II (10gram) 5,32. Dari dua lapisan tersebut pH tanahnya bersifat agak masam, kemasaman tanah disebabkan oleh bahan organik yang terdapat dalam tanah tersebut sehingga daya ikat sangat besar. Kemasaman tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik. Dari kedua lapisan tersebut, yang memiliki nilai pH tertinggi adalah lapisan I (10gram) dan lapisan II (1gram) yaitu 5,62. Hal ini terjadi karena bahan organik yang dikandung oleh lapisan I (10gram) dan lapisan II (1gram) lebih banyak dari pada lapisan I (1gram) dan lapisan II (10gram).  
         Bahan organik pada lapisan I terdekomposisi kemudian masuk kedalam lapisan dibawahnya.Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH suatu tanah berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya,pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah.Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur hara menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur hara ketersediaanya relatif jadi sedikit.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa-basa, kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah.







V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
Ø  Reaksi tanah (pH) pada setiap lapisan tanah itu berbeda - beda. Dari percobaan terbukti bahwa lapisan I (10gram) dan lapisan II (1gram) memiliki pH lebih tinggi 5,62 dari pada lapisan I(1gram) nilai phnya 5,20 dan lapisan II(10gram) 5,32. karena itu semua dipengaruhi oleh banyaknya bahan organik pada setiap lapisan tanah.
Ø  Pada lapisan I (1gram) memiliki pH 5,20 tergolong dalam tanah agak masam, dan lapisan I(10gram) memiliki ph 5,62 begitupula dengan lapisan II (1gram) memiliki pH 5,62 tergolong dalam tanah agak masam, dan lapisan II (10gram) memiliki ph 5,32 tergolong pula dalam kriteria tanah masam.
Ø  Faktor factor tang mempengaruhi reaksi tanah
5.2 Saran
Apabila tanah agak masam  atau masam, maka sebaiknya ditambahkan dengan kapur agar tanah menjadi netral dan apabila tanah agak alkalis atau alkalis, maka sebaiknya ditambahkan dengan belerang / sulfur, agar tanah menjadi netral, karena tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila pH suatu tanah netral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar