LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI
“PESTISIDA
NABATI”
DISUSUN
OLEH
NAMA
: SUDIRMAN
NIM
: G111 12 041
KELAS
: B
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : NUR HARDINA
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan produksi pertanian tidak
hanya dilakukan melalui pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan
tanaman agar tanaman bebas dari serangan hama penyakit. Untuk pemberantasan
hama tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia
yang disebut dengan pestisida.. Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan
dampak negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian
lingkungan. Dampak negatif ini akan terus terjadi seandainya kita tidak
hati-hati dalam memilih jenis dan cara penggunaannya.
Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan
pestisida diantaranya : Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida
yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida
yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk
manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah
tercemar pestisida. Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan
yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang
lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat
beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan
kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).
Pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga
mematikan organisme yang berguna, ternak peliharaan, dan bahkan manusia, maka agar
terhindar dari dampak negatif yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus
dilakukan secara hati-hati dan dilakukan sesuai petunjuk.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak penggunaan
pestisida dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau
pestisida yang berasal dari tumbuhan (pestisida nabati).
Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu dilakukan percobaan tentang pembuatan
pestisida nabati sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan
oleh pestisida buatan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pembuatan
pestisida nabati adalah untuk mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida
nabati dan mengetahui manfaat pestisida nabati serta bahan bahan yang digunakan dalam
pembuatan pestisida nabati.
Kegunaan dari praktikum pembutan
pestisida nabati adalah agar mahasiswa dapat membuat pestisida nabati sendiri
setelah mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati dan telah
mengetahui manfaat dari pestisida nabati tersebut.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida nabati merupakan produk alam dari
tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai
kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah
diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau
menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang
mengandung senyawa-senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan
serangga, sistem pencernaan, atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan
Marwoto, 2000).
Pestisida nabati adalah pestisida
yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar,
daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara
lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil
pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan
dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari
bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan
sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan
secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai
bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati
sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan hama
serangga (Thamrin dkk, 2008).
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Pestisida alami merupakan
pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat Pestisida
nabati bersifat ramah lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam,
sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga
tidak akan mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat
menyelamatkan musuh musuh alami dan ham utama (Untung, 1993).
Secara ekonomis, maka biaya pestisida nabati yang
dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida sintetis, di mana
harga pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal. Pestisida nabati/ alami
diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan
yang tumbuh di sekitar kita. Pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan
didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Dari sisi
lain pestisida alami atau nabati, mempunyai keistemewaan yang bersifat mudah terurai
di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat
lebih aman dan nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada
waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh, maka residunya akan
cepat menghilang di alam. Dengan demikian,
tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi.
Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap
tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara
alternatif agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis dan
agar penggunaan pestisida sintetis dapat diminimalkan, sehingga kerasakan
lingkungan yang diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi dan waktunya
kerasakan lingkungan dapat diperlambat pula. Kegunaan
Pemakaian Pestisida Nabati . Untuk meminimalkan
pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat mengurangi kerasakan lingkungan. Untuk mengurangi biaya usahatani
yang mana bahan pestisida nabati mudah didapat yang tumbuh di sekitar kita dan
mudah dibuat oleh siapapun khususnya para petani. Tidak membahayakan kesehatan bagi
manusia dan ternak peliharaan serta menghasilkan
tanaman yang bebas bahan kimia (Anonim,2012).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum pembuatan pestisida nabati dilaksanakan di Laboratorium
Biotekologi Pusat Kegiatan Penenelitian Lantai 4, Universitas Hasanuddin
Makassar, senin, 18 maret 2013 pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan pestisida nabati adalah blender,
ember, dan isolasi atau lakban.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati adalah daun gamal, gula
merah, mikroorganisme dan air serta sabun
colek.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada
praktikum pembuatan pestisida nabati antara lain sebagai berikut :
1. Menghaluska
bahan bahan dengan menggunakan blender.
2. Memasukkan
bahan bahan yang sudah dihaluskan kedalam ember lalu tambahkan dengan air
secukupnya.
3. Menambahkan
mikroorganisme dan gula merah ke dalam
larutan.
4. mengaduk larutan hingga merata
5. mengolelesi penup ember dan
mulut ember dengan menggunakan sabun colek
6. menutup
ember dan mengisolasi bagian tutup ember agar tidak terjadi pertukaran udara.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
|
Keterangan
|
|
Mencampurkan
gula merah dan daun gamal lalu diaduk
|
|
Mencampurkan
daun ubi sambil diaduk.
|
|
Menutup
ember setelah semua bahan ter campur dengan rata, namun sebelumnya mulut
ember dan penutupnya dibri sabun.
|
|
Proses
penyaringan pestisida nabati.
|
|
Proses
pengemasan pestisida nabati
|
|
Produk
pestisida nabati.
|
4.2.Pembahasan
Kandungan bahan aktif daun gamal
adalah tanin. Ekstrak pestisida daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan
hama penghisap. Daun gamal dapat digunakan sebagai insektisida jika ditambah
dengan minyak tanah dan detergen. Ekstrak daun gamal tanpa tambahan minyak
tanah harus dilakukan dengan hati2. Penggunaan minyak tanah yang terlalu sering
menyebabkan daun terbakar. Penggunaan minyak tanah mendekati saat panen dapat
menimbulkan bau pada hasil pertanian.
Mikroorganisme merupakan suatu bahan
dasar dari proses fermentasi. Dimana prose penguraian bahan bahan yang
digunakan itu terjadi karena adanya bakteri. Dan dalam proses pembuatan
pestisida nabati peran mikroorganisme sangat penting, sehingga mikroorganisme
suatu bahan yang mutlak ada dalam proses ini.
Penambahan gula merah pada pembuatan pestisida
nabati berfungsi sebagai makanan mikroba pengurai agar mikroba dapat brfungsi
dengan baik dalam pembuatan pestisida nabati.
Dalam pembuatan pestisida nabati harus ditutup dan diberi sabun colek agar
tidak ada mikroorganisme pengganggu yang bisa masuk yang dapat mengganggu
proses penguraian atau proses pembuatan pestisida.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas maka dapat disimpulkan
bahwa :
Ø Pestisida
nabati dapt diperoleh dari tanaman
Ø Pembuatan
pestisida nabati memerlukan mikroorganisme untuk melakukan penguraian bahan
bahan yang digunakan.
Ø Bahan bahan
yang digunakan harus terlebih dahulu dihaluskan agar mudah didapatkan
ekstraknya.
5.2. Saran
Dalam membuat pestisida sebaiknya semua bahan yang akan
digunakan sebaiknya ditimbang terlebih dahulu sebelum digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyatin dan Marwoto, 2000. Pestisida
Nabati. Jakarta: Rineka Cipta
Thamrin dkk,2008. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai
Pestisida Nabati. Jakarta: balai pertanian lahan rawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar