Selasa, 30 Juli 2013

laporan pestisida nabati





LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

PESTISIDA NABATI”




DISUSUN OLEH

NAMA            : SUDIRMAN
NIM                : G111 12 041
KELAS           : B
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN       : NUR HARDINA



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan produksi pertanian tidak hanya dilakukan melalui pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan tanaman agar tanaman bebas dari serangan hama penyakit. Untuk pemberantasan hama tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia yang disebut dengan pestisida.. Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini akan terus terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara penggunaannya.
Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan pestisida diantaranya : Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).
Pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan organisme yang berguna, ternak peliharaan, dan bahkan manusia, maka agar terhindar dari dampak negatif yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati dan dilakukan sesuai petunjuk.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan (pestisida nabati).
            Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu dilakukan percobaan tentang pembuatan pestisida nabati sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan oleh pestisida buatan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pembuatan pestisida nabati adalah untuk mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati dan mengetahui manfaat pestisida nabati serta bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati.
Kegunaan dari praktikum pembutan pestisida nabati adalah agar mahasiswa dapat membuat pestisida nabati sendiri setelah mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati dan telah mengetahui manfaat dari pestisida nabati tersebut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000).
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan hama serangga (Thamrin dkk, 2008).
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat Pestisida nabati bersifat ramah lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga tidak akan mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat menyelamatkan musuh musuh alami dan ham utama (Untung, 1993).
Secara ekonomis, maka biaya pestisida nabati yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida sintetis, di mana harga pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal. Pestisida nabati/ alami diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita. Pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Dari sisi lain pestisida alami atau nabati, mempunyai keistemewaan yang bersifat mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat lebih aman dan nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh, maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian, tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis dan agar penggunaan pestisida sintetis dapat diminimalkan, sehingga kerasakan lingkungan yang diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi dan waktunya kerasakan lingkungan dapat diperlambat pula. Kegunaan Pemakaian Pestisida Nabati .  Untuk meminimalkan pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat mengurangi kerasakan lingkungan. Untuk mengurangi biaya usahatani yang mana bahan pestisida nabati mudah didapat yang tumbuh di sekitar kita dan mudah dibuat oleh siapapun khususnya para petani. Tidak membahayakan kesehatan bagi manusia dan ternak peliharaan  serta menghasilkan tanaman yang bebas bahan kimia (Anonim,2012).


BAB III
METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
            Praktikum pembuatan pestisida nabati dilaksanakan di Laboratorium Biotekologi Pusat Kegiatan Penenelitian Lantai 4, Universitas Hasanuddin Makassar, senin, 18 maret 2013 pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan pestisida nabati adalah blender, ember, dan isolasi atau lakban.
            Bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati adalah daun gamal, gula merah, mikroorganisme dan air serta sabun colek.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum pembuatan pestisida nabati antara lain  sebagai berikut :
1.      Menghaluska bahan bahan dengan menggunakan blender.
2.      Memasukkan bahan bahan yang sudah dihaluskan kedalam ember lalu tambahkan dengan air secukupnya.
3.      Menambahkan  mikroorganisme dan gula merah ke dalam larutan.
4.      mengaduk  larutan hingga merata
5.      mengolelesi penup ember dan mulut ember dengan menggunakan sabun colek
6.      menutup ember dan mengisolasi bagian tutup ember agar tidak terjadi pertukaran udara.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
Keterangan
Mencampurkan gula merah dan daun gamal lalu diaduk
Mencampurkan daun ubi sambil diaduk.
Menutup ember setelah semua bahan ter campur dengan rata, namun sebelumnya mulut ember dan penutupnya dibri sabun.
Proses penyaringan pestisida nabati.
Proses pengemasan pestisida nabati
Produk pestisida nabati.

4.2.Pembahasan
Kandungan bahan aktif daun gamal adalah tanin. Ekstrak pestisida daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal dapat digunakan sebagai insektisida jika ditambah dengan minyak tanah dan detergen. Ekstrak daun gamal tanpa tambahan minyak tanah harus dilakukan dengan hati2. Penggunaan minyak tanah yang terlalu sering menyebabkan daun terbakar. Penggunaan minyak tanah mendekati saat panen dapat menimbulkan bau pada hasil pertanian.
Mikroorganisme merupakan suatu bahan dasar dari proses fermentasi. Dimana prose penguraian bahan bahan yang digunakan itu terjadi karena adanya bakteri. Dan dalam proses pembuatan pestisida nabati peran mikroorganisme sangat penting, sehingga mikroorganisme suatu bahan yang mutlak ada dalam proses ini.
              Penambahan gula merah pada pembuatan pestisida nabati berfungsi sebagai makanan mikroba pengurai agar mikroba dapat brfungsi dengan baik dalam pembuatan pestisida nabati.
         Dalam pembuatan pestisida nabati harus ditutup dan diberi sabun colek agar tidak ada mikroorganisme pengganggu yang bisa masuk yang dapat mengganggu proses penguraian atau proses pembuatan pestisida.


BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø  Pestisida nabati dapt diperoleh dari tanaman
Ø  Pembuatan pestisida nabati memerlukan mikroorganisme untuk melakukan penguraian bahan bahan yang digunakan.
Ø  Bahan bahan yang digunakan harus terlebih dahulu dihaluskan agar mudah didapatkan ekstraknya.
5.2. Saran
Dalam membuat pestisida sebaiknya semua bahan yang akan digunakan sebaiknya ditimbang terlebih dahulu sebelum digunakan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010. Pembuatan Pestisida Nabati. http://www.shvoong.com. Diakses: Makassar, 2 25 maret  2013
Supriyatin dan Marwoto, 2000. Pestisida Nabati. Jakarta: Rineka Cipta
Thamrin dkk,2008. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati. Jakarta: balai pertanian lahan rawa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar