Laporan
Praktikum
Dasar-Dasar
Ilmu Tanah
PENGAMATAN PROFIL TANAH
DI SUSUN OLEH :
NIM : G11112041
KELOMPOK : 7 (Tujuh)
ASISTEN :
LABORATORIUM
FISIKA TANAH
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses
kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari
batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer
ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan
padat,gas, dan cair.
Fungsi
utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah
dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah,
diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang
dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan
struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan
berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka
akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan
biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa
disebut Profil Tanah.
Dengan
kata lain, Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan
bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi
oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena
pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air
Terdapatnya
horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis
menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan
Profil Tanah.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil
tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan mengenai Profil Tanah dan
untuk mengamati lapisan- lapisan tanah.
Kegunaan
praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan
antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil
Tanah
Profil
Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang
tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian.
Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air
tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena
ada rongga-rongga udara(Mul, M.S. 2007).
Horizon Tanah adalah tanah yang terdiri dari lapisan
berbeda horisontal, pada lapisan yang disebut horizons.Mereka mulai dari kaya,
organik lapisan atas (humus dan tanah) ke lapisan yang rocky (lapisan tanah
sebelah bawah, dan regolith bedrock).Horizon dan lapisan terbagi sesuai dengan (Mul, M.S.
2007).
1. Horizon organik : horizon organik
dari tanah mineral
a) Terbentuk pada bagian atas tanah
mineral
b) Terdiri atas oleh bahan-bahan 30% jika berfrasi lempung.³organik segar/terurai sebagian 50%
c) Berkadar BO 20% jika berfraksi bukan
lempung
Ø O1 : horizon organik yang sebagian
besar bagian-bagiannya masih jelas menampakkan bentukasli.
Ø O2 : horizon organik yang sudah
tidak tersidik bentuk asli asalnya.
2. Horizon mineral yang terdiri atas:
a) Horizon pengumpulan b.o yang
terbentuk dekat permukaan
b) Lap yang telah kehilangan lempung,
besi atau aluminium yang mengakibatkan pengumpulan kwarsa atau mineral
c) Horizon yang dirajai (a) atau (b)
tapi memperlihatkan sifat ke horison B atau C dibawahnya.
A1 :
terbentuk/sedang terbentuk pada/dekat muka tanah dengan penimbunan b.o.
Terhumofikasi yang berhubungan dengan fraksi mineralnya.
A2 :
berciri pokok hilangnya lempung, besi atau aluminium sehingga terjadi pemekatan
residuil kwarsa.
A3 :
horizon peralihan antara A dan B dan dirajai oleh sifat-sifat khas A1dan A2
yang menumpanginya, tapi mempunyai beberapa sifat tambahan dari horizon B di
bawahnya. AB : peralihan antara A dan B, yang bagian atas berciri utama
sifat-sifat A, dan bagian bawah seperti horizon B. Biasanya karena terlalu
tipis, bila tebal harus dipisahkan.
Keduanya
tidak bisa dipisahkan menjadi A3 dan B1
*
Ciri-ciri Utamanya
a. Pemekatan illuvial lempung silikat,
besi, Al/humus baik sendiri-sendiri maupun kombinasi.
b. Pemekatan residuil seskudesido atau
lempung silikat dengan pelarutan/penghilangan karbonat-karbonat/garam-garam
mudah larut.
c. Terjadi pelarutan seskuidesida
sehingga berwarna lebih tua, cemerlang atau lebih merah tapi tak ada iluviasi
besi.
d. Perobahan bahan dari keadaan aslinya
yang mengaburkan struktur batuan asli, yang membentuk
lempung-lempung silikat, membebaskan desida-desida atau keduanya dan membentuk
struktur granuler, gumpal atau prismatik.
Menurut Mul,M.S.(2007), berdasarkan pembentukannya,
bebatuan ini dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Batuan beku (igneous rock) yang
merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi (pembekuan) magma
cair. Apabila proses pembentukannya terjadi jauh dibawah tanah, maka bebatuan
yang terbentuk disebut plutonik (batuan dalam), disebut intrusi (batuan gang)
jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah, dan
disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya terjadi
dipermukaan tanah.
2. Batuan sedimen (sedimentary rock)
merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsolidassi (pemadatan)
endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angina atau air dibawah permukaan
bumi.
3. Batuan peralihan (metamorf) yang
merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami transformasi
(perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau
gas aktif.
Asam
organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk pada
topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu
melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada
horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus,
ke lapisan di bawahnya.Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut
ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir.
Material
yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi.Lapisan
ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat kandungan
hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B. Horizon ini
sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih keras
(hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral
lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E.
Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh
secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon
berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin.
Horizon
C ialah material batuan asal yang belum seluruhnya lapuk yang berada di bawah
horizon B. Material batuan asal ini menjadi subjek pelapukan mekanis maupun
kimiawi dari frost action, akar tumbuhan, asam organik, dan agen lainnya.
Horizon C merupakan transisi dari batuan asal (sedimen) di bawahnya dan soil
yang berkembang di atasnya (Mul, M.S. 2007).
2.2Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah
1.Kemiringan
Daerah
dengan kemiringan terjal akan mengandung sedikit soil atau tidak sama sekali,
Hal ini disebabkan oleh gravitasi yang membuat air dan partikel soil bergerak
ke bawah. Vegetasi akan jarang sehingga akan sedikit akar tanaman yang
menyentuh batuan lapuk dan akan sangat jarang bahan organik yang menyediakan
nutrien. Kontras dengan yang tadi, daerah bottomland akan sangat tebal, namun
drainasenya kurang baik dan soil akan jenuh air.
2. Material Asal
Material
asal adalah sumber dari mineral lapuk yang membentuk hampir seluruh soil. Soil
yang berasal dari granit lapuk akan menjadi pasiran karena partikel kuarsa dan
feldspar yang terlepas dari granit. Setelah butiran feldspar lapuk, mineral
lempung berukuran halus akan terbentuk. Soil yang terbentuk akan memiliki
variasi ukuran butir yang sangat baik untuk drainase dan kemampuan menahan air.
3. Organisme
Hidup
Fungsi
utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus
akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan
melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali
seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan
mencampur bahan organik dengan mineral.
4. Waktu
Karakter
soil berubah seiring berjalannya waktu.Soil yang masih muda masih mencerminkan
struktur material asalnya. Soil yang sudah dewasa akan lebih tebal. Pada daerah
volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat ditentukan dengan meneliti
ketebalan soil yang terbentuk pada masing-masing aliran ekstrusif.Soil yang
telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava, debu vulkanik, endapan glasial,
atau sedimen lainnya disebut paleosol.Soil seperti ini dapat dilacak secara
regional dan dapat mengandung fosil.Maka dari itu, soil inisangat berguna untuk
dating batuan dan sedimen, serta untuk menginterpretasi iklim dan topografi
lampau.
5. Iklim
Iklim
barangkali merupakan faktor terpenting yang menentukan ketebalan dan karakter
soil. Material asal pada topografi yang sama dapat terbentuki menjadi soil yang
berbeda jika iklimnya berbeda. Temperatur dan curah hujan menentukan pelapukan
kimiawi atau mekaniskah yang paling dominan, dan akan berpengaruh kepada laju
dan kedalaman pelapukan. Iklim juga menentukan jenis organisme yang dapat hidup
di soil tersebut
2.3 Sifat Sifat Tanah
Tanah
sebagai media tanaman memilki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari
sifat fisik, kimiawi, maupun biologisnya dimana ketiganya ini saling
mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman. Berikut ini
penjelasan masing-masing sifat atau karakteristik tanah baik dari sifat
fisik,kimiawi,maupun biologisnya.
2.3.1Sifat Fisika Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat sifat fisika tanah terdiri dari:
1.
batas Batas horison, dalam pengamatan tanah di
lapang ketajaman peralihan horison horison ini diberikan ke dalam beberapa
tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang dari 2,5 cm dan berangsur
2.
Warna tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah
karna warnah tanah menunjukan apabila makin tinggi bahan organik , warnah tanah
semakin gelap. Didaerah berdrainase buruk
yaitu daerah yg selalu tergenang air seluruh tanah berwarna abu-abu
karna senyawa fe terdapat dalam keadaan reduksi(
). Pada tanah yang berdrainase baik yaitu tanah yang tidak perna terendam air fe terdapat dalam keadaan oksidasi.
3.
tesktur tanah tekstur tanah
menujukkan halus kasarnya tanah dari
fraksi tanah halus (2mm) . tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur taanah
yaitu: kasar, agak kasar sedang agak halus dan halus
4.
struktur tanah merupakan gumpalan
kecil dari butir butir tanah . struktur
ini terjadi karna butir butir pasir debu dan liat terikat satu sm lain oleh
suatu perekat seperti bahan organik oksida oksida besi dan lain lain.
5.
konsistensi menunjukkan kekuatan
daya kohesi butir butir tanah debgan benda lain. Tanah yang mempunyai
konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah
tanah.
6.
Drainase tanah .Klas drainase
ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam
penampang tanah.
7.
Bulk density (kerapatan
lindat).Menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah
termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.
2.3.2 Sifat Kimia Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
a.
Reaksi tanah (ph tanah). Menunjukan
sifat keasaman tanah yang dinyatakn dengan nilai ph. Nilai ph menunjukan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen(
) di dalam tanah semkin masam tanah tersebut.
b.
Koloid tanah adalah bahan mineral
dan bahan organik tanah yang sangat halusSehingga membenuk permukaan yang
tinggi persatuan berat .koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif
dalam reaksi reaksi fsikokimia di dalam tanah.
c.
kapasitas tukar kation dinyatakan
dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100g.
d.
pertukaran anion banyak ditemukan
pada mineral liat amorf, dan liat al dan fe-oksida.
e.
kejenuhan basa , menunjukan
perbandingan antara jumlah kation kation basa dengan jumlah semua kation yang
terdapat dalam kompleks jerapan tanah.
2.3.3
Sifat-sifat biologi tanah
Menurut (Hardjowigeno 2003) sifat-sifat biologi
tanah terdiri dari:
1. Makro
fauna
Makro
fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi: hewan hewan besar pelubang
tanah, cacing tanah.
Hewan-hewan
besar pelubang tanah seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara
tanah dan mengubah kesuburan serta struktur tanah.
Cacing
tanah mengaduk tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air
menjadi lebih baik dan lebih muda ditembus akar.
2. Makro
flora
Tanaman
tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic dan penyimpan energy
surya.Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah sehingga menyediakan makanan dan
energy bagi hewan tanah dan mikro flora.Akar tanaman yang masi hidup
mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsure unsure hara oleh
akar akar tersebut.
3. Mikro
flora
Bakteri,
fungi dan actinomicetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena
tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi sat perekat yang tidak mudah
larut dalam air.
III.METODOLOGI
3.1 Letak
Astronomis dan Geografis
Lokasi tempat
penelitian Profil Tanah adalah Wilayah Desa Pengembang Kecamatan Polombangkeng
Utara Kabupaten Takalar pada titik koordinat yaitu: 5039’,13,1”LS.119045’56,7”BT.
Letak
geografis tempat praktikum yaitu :
a) Sebelah utara
: berbatasan dengan Gowa
b) Sebelah timur : pemukiman warga
c) Sebelah selatan : berbatasan dengan desa
Polombangkeng
d) Sebelah barat : berbatasan
dengan Gowa
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum Profil Tanah dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Oktober
2012 sekitar pukul 11.00 – selesai yang
bertempat di kabupaten Takalar.
3.3 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan adalah cangkul, linggis, penggaris, skop, cutter/pisau, meteran, ring
sampel, papan, Daftar Isian Profil (DIP).
Bahan yang digunakan adalah kantong plastik gula,
papan,spidol, dan kertas label.
3.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja pada praktikum ini adalah :
1. Penggalian
Profil Tanah
a.
Membuat lubang
penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya
agar pemeriksaan berjalan lancar.
b.
Mengukur
penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang
ruang mendapat sinar matahari.
c.
Tanah bekas
galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
d.
Penampang
pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh
dari pemukiman.
e.
Jika berair,
maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
f.
Melakukan
pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore).
2. Cara
Pengambilan Sampel Tanah Utuh
a. Meratakan dan
membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak
lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
b. Menekan ring
sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
c. Meletakkan ring
sampel lain tepat di atas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi sampai
bagian bawah dari ring sampel kedua masuk ke dalam tanah (10 cm).
d. Menggali ring
sampel beserta tanah di dalamnya dengan skop atau linggis.
e. Memisahkan ring
sampel kedua dari ring sampel pertama dengan hati-hati, jangan sampai tanah
yang sudah ada dalam ring sampel retak, kemudian potonglah kelebihan tanah yang
ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan
ring sampel.
f. Menutup ring
sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang sudah disediakan.
3.
Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
a. Ambillah tanah
dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil,
mulailah dengan lapisan paling bawah.
b. Masukkan dalam
kantong plastk yang telah di beri label.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah di Wilayah Takalar.
Parameter
Pengamatan
|
Lapisan
|
||
I
|
II
|
III
|
|
KedalamanLapisan
|
30 cm
|
28 cm
|
47 cm
|
Batasan Lapisan
|
Baur
|
Baur
|
Baur
|
Topografibataslapisan
|
Tidak Teratur
|
Tidak Teratur
|
Tidak Teratur
|
Warna (munsel)
|
-
|
||
Tekstur
|
Pasir
|
Liat
|
Liat
|
Struktur
|
Sedang
|
Sedang
|
Halus
|
Konsistensi
|
Teguh
|
Lepas
|
Gembur
|
Karatan
|
Fe,Mn
|
Mn
|
Mg,Mn
|
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan pada percobaan profil tanah di lapangan, saya dapat
membahas bahwa terlihat adanya lapisan yang terdiri dari lapisan I, lapisan
II,dan lapisan III. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I memiliki kedalaman
30 cm, lapisan ke II memiliki kedalaman
28cm, dan lapisan III memiliki kedalaman 47 cm. Sedangkan batas lapisan
lapisanya, pada lapisan I baur, lapisan II baur, lapisan III pun baur, ini
disebabkan karna adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam
proses pencucian dimana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke
lapisan bawah bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan
adanya perbedaan horizon.
Menurut (Hardjowigeno 1987) Perbedaan lapisan tanah
disebabkan oleh:
Tofografi yang dimaksud adalah
konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan tofografi akan
mempengaruhi jenistanah yang terbentuk. Tanah pada daerah lereng infiltrasi
kurang dibandingkan kehilangan melalui runcff. Sedangkan pada daerah
datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk
proses genesis tanah.
Warna tanah dipengaruhi kandungan bahan organik,
mineral, drainase, kandungan air, dan aerasi. Pada pengamatan profil tanah,
tidak diperoleh data mengenai warna
tanah karena tidak adanya kertas munsell.
Tekstur tanah ialah perbandingan tanah yang menunjukkan kasar halusnya
tanah dari fraksi tanah halus(2mm). Pada pengamatan profil tanah, diperoleh
data lapisan I berupa pasir, lapisan II berupa liat, dan lapisan III berupa
liat. Tekstur tanah penting untuk diketahui, karena komposisi ketiga fraksi
butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia,
dan kimia tanah. Hal ini dikarenakan adanya proses pencucian.
Struktur tanah adalah gumpalan kecil dari butir butir
tanah. Gumpalan gumpalan ini terjadi karena butir butir pasir debu dan liat
terikat satu sama lain. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I bentuk
strukturnya adalah sedang, pada lapisan ke II bentuk strukturnya adalah
halus,dan pada lapisan III strukturnya adalah halus. Idealnya bahwa struktur
disebut granular.Struktur granular merupakan struktur tanah yang ideal untuk
pertanian lahan kering karena struktur ini di peroleh dengan keadaan aerasi
baik serta drainase yang baik.
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di
dalam massa tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi
ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering.Pada lapisan I
konsistensinyan adalah teguh, lapisan II konsistensinya adalah Lepas dan pada
lapisan III konsistensinya adalah gembur.
Pada profil tanah yang di amati, lapisan I,II, dan III
mengandung karatan. Pada lapisan tanah I kandungan karatannya berupa Fe dan Mn.
Karatan berwarna merah kuning-kuningan mengandung banyak mangan (Mn) sedangkan
berwarna merah mengandung besi (Fe).Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan
reduksi dalam tanah.Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam
tanah.
Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam
tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk
senyawa-senyawa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tidak pernah
menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam
keadaan oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau
coklat. Lapisan II mengandung karatan Mn. Sedangkan, lapisan III mengandung
karatan Mg dan Mn.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Lapisan I
mempunyai kedalaman 30 cm dan memiliki batasan lapisan baur, topografi batas
lapisan berombak, tekstur liat berdebu, struktur halus, dan karatan mengandung Al (orange).
b. Lapisan II
mempunyai kedalaman 34 cm dan memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas
lapisan berombak, konsistensi kering (teguh), tekstur liat berdebu, struktur kasar, dan mengandung
Al (orange).
c. Faktor- faktor pembentukan tanah yaitu kemeringan, material
asal, organisme hidup, waktu, dan iklim.
5.2 Saran
Untuk praktikum
selanjutnya supaya waktunya tidak diundur dengan waktu yang telah
ditentukan.Untuk asisten agar memberikan TP (tugas pendahuluan) sesuai yang
telah ditentukan dan memberikan arahan kepada anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
A.K Pairunan.
1998. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama PerguruanTinggiNegeri
Indonesia Timur (PKS – PTN – INTIM).
Buckman dan
Brady. 2002. Konsistensi Tanah.Brawijaya : Surabaya.
Darmawijaya.
1990. Ilmu tanah, Jakarta
Hanafiah, K.A. 2003.Dasar - dasar Ilmu Tanah.Rajawali pers, Jakarta.
Hardjowigeno, H.S. 2003.Ilmu tanah. Akademika Pressindo, 2007. Ilmu tanah, Jakarta.
Hardjowigeno,
HS. 2003. Klasifikasi Tanah dan Biogenesis. Akapress, Jakarta.
Madjid,
abdul.Dr.Ir.MS. Dasar – dasar Ilmu Tanah. Dasar2ilmutanah.blogspot.com. 3
oktober 2009.
Mul, M.S.
2007. Analisis
Tanah, air dan jaringan tanaman. Rieneka Cipta , Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar