Selasa, 30 Juli 2013

laporan profil tanah imank





Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
                                         
PENGAMATAN PROFIL TANAH



DI SUSUN OLEH :

NAMA                  :  SUDIRMAN
                                 NIM                   :  G11112041
KELOMPOK       :  7 (Tujuh)
ASISTEN              :  


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012


I.  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan cair.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah.
Dengan kata lain, Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air
Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil Tanah.      
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan mengenai Profil Tanah dan untuk mengamati lapisan- lapisan tanah.
Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.











II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Profil Tanah
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara(Mul, M.S. 2007).
Horizon Tanah adalah tanah yang terdiri dari lapisan berbeda horisontal, pada lapisan yang disebut horizons.Mereka mulai dari kaya, organik lapisan atas (humus dan tanah) ke lapisan yang rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock).Horizon dan lapisan terbagi sesuai dengan (Mul, M.S. 2007).
1.    Horizon organik : horizon organik dari tanah mineral
a)      Terbentuk pada bagian atas tanah mineral
b)      Terdiri atas oleh bahan-bahan  30%  jika berfrasi lempung.³organik segar/terurai sebagian 50%
c)      Berkadar BO 20% jika berfraksi bukan lempung
Ø  O1 : horizon organik yang sebagian besar bagian-bagiannya masih jelas menampakkan bentukasli.
Ø  O2 : horizon organik yang sudah tidak tersidik bentuk asli asalnya.


2.    Horizon mineral yang terdiri atas:
a)      Horizon pengumpulan b.o yang terbentuk dekat permukaan
b)      Lap yang telah kehilangan lempung, besi atau aluminium yang mengakibatkan pengumpulan kwarsa atau mineral
c)      Horizon yang dirajai (a) atau (b) tapi memperlihatkan sifat ke horison B atau  C dibawahnya.
A1 : terbentuk/sedang terbentuk pada/dekat muka tanah dengan penimbunan b.o. Terhumofikasi yang berhubungan dengan fraksi mineralnya.
A2 : berciri pokok hilangnya lempung, besi atau aluminium sehingga terjadi pemekatan residuil kwarsa.
A3 : horizon peralihan antara A dan B dan dirajai oleh sifat-sifat khas A1dan A2 yang menumpanginya, tapi mempunyai beberapa sifat tambahan dari horizon B di bawahnya. AB : peralihan antara A dan B, yang bagian atas berciri utama sifat-sifat A, dan bagian bawah seperti horizon B. Biasanya karena terlalu tipis, bila tebal harus dipisahkan.
Keduanya tidak bisa dipisahkan menjadi A3 dan B1 
* Ciri-ciri Utamanya
a.    Pemekatan illuvial lempung silikat, besi, Al/humus baik sendiri-sendiri maupun kombinasi.
b.   Pemekatan residuil seskudesido atau lempung silikat dengan pelarutan/penghilangan karbonat-karbonat/garam-garam mudah larut.
c.    Terjadi pelarutan seskuidesida sehingga berwarna lebih tua, cemerlang atau lebih merah tapi tak ada iluviasi besi.
d.   Perobahan bahan dari keadaan aslinya yang mengaburkan struktur batuan asli,   yang membentuk lempung-lempung silikat, membebaskan desida-desida atau keduanya dan membentuk struktur granuler, gumpal atau prismatik.
Menurut Mul,M.S.(2007), berdasarkan pembentukannya, bebatuan ini dikelompokkan menjadi  3 golongan yaitu:
1.    Batuan beku (igneous rock) yang merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi (pembekuan) magma cair. Apabila proses pembentukannya terjadi jauh dibawah tanah, maka bebatuan yang terbentuk disebut plutonik (batuan dalam), disebut intrusi (batuan gang) jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah, dan disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya terjadi dipermukaan tanah.
2.    Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsolidassi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angina atau air dibawah permukaan bumi.
3.    Batuan peralihan (metamorf) yang merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif.
Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk pada topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus, ke lapisan di bawahnya.Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir.
Material yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi.Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E. Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin.
Horizon C ialah material batuan asal yang belum seluruhnya lapuk yang berada di bawah horizon B. Material batuan asal ini menjadi subjek pelapukan mekanis maupun kimiawi dari frost action, akar tumbuhan, asam organik, dan agen lainnya. Horizon C merupakan transisi dari batuan asal (sedimen) di bawahnya dan soil yang berkembang di atasnya (Mul, M.S. 2007).


2.2Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah
1.Kemiringan
Daerah dengan kemiringan terjal akan mengandung sedikit soil atau tidak sama sekali, Hal ini disebabkan oleh gravitasi yang membuat air dan partikel soil bergerak ke bawah. Vegetasi akan jarang sehingga akan sedikit akar tanaman yang menyentuh batuan lapuk dan akan sangat jarang bahan organik yang menyediakan nutrien. Kontras dengan yang tadi, daerah bottomland akan sangat tebal, namun drainasenya kurang baik dan soil akan jenuh air.
2. Material Asal
Material asal adalah sumber dari mineral lapuk yang membentuk hampir seluruh soil. Soil yang berasal dari granit lapuk akan menjadi pasiran karena partikel kuarsa dan feldspar yang terlepas dari granit. Setelah butiran feldspar lapuk, mineral lempung berukuran halus akan terbentuk. Soil yang terbentuk akan memiliki variasi ukuran butir yang sangat baik untuk drainase dan kemampuan menahan air.
3. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.


4.  Waktu
Karakter soil berubah seiring berjalannya waktu.Soil yang masih muda masih mencerminkan struktur material asalnya. Soil yang sudah dewasa akan lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat ditentukan dengan meneliti ketebalan soil yang terbentuk pada masing-masing aliran ekstrusif.Soil yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava, debu vulkanik, endapan glasial, atau sedimen lainnya disebut paleosol.Soil seperti ini dapat dilacak secara regional dan dapat mengandung fosil.Maka dari itu, soil inisangat berguna untuk dating batuan dan sedimen, serta untuk menginterpretasi iklim dan topografi lampau.
5. Iklim
Iklim barangkali merupakan faktor terpenting yang menentukan ketebalan dan karakter soil. Material asal pada topografi yang sama dapat terbentuki menjadi soil yang berbeda jika iklimnya berbeda. Temperatur dan curah hujan menentukan pelapukan kimiawi atau mekaniskah yang paling dominan, dan akan berpengaruh kepada laju dan kedalaman pelapukan. Iklim juga menentukan jenis organisme yang dapat hidup di soil tersebut


2.3  Sifat Sifat Tanah
Tanah sebagai media tanaman memilki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari sifat fisik, kimiawi, maupun biologisnya dimana ketiganya ini saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman. Berikut ini penjelasan masing-masing sifat atau karakteristik tanah baik dari sifat fisik,kimiawi,maupun biologisnya.
2.3.1Sifat Fisika Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat sifat fisika tanah terdiri dari:
1.       batas Batas horison, dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang dari 2,5 cm  dan berangsur
2.      Warna  tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan apabila makin tinggi bahan organik , warnah tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase buruk  yaitu daerah yg selalu tergenang air seluruh tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam keadaan reduksi( ). Pada tanah yang berdrainase baik yaitu tanah  yang tidak perna terendam air  fe terdapat dalam keadaan oksidasi.
3.      tesktur tanah tekstur tanah menujukkan halus kasarnya  tanah dari fraksi tanah halus (2mm) . tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur taanah yaitu: kasar, agak kasar sedang agak halus dan halus
4.      struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah .  struktur ini terjadi karna butir butir pasir debu dan liat terikat satu sm lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida oksida besi dan lain lain.
5.      konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir butir tanah debgan benda lain. Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
6.      Drainase tanah .Klas drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam penampang tanah.
7.      Bulk density (kerapatan lindat).Menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.
2.3.2 Sifat Kimia Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
a.       Reaksi tanah (ph tanah). Menunjukan sifat keasaman tanah yang dinyatakn dengan nilai ph. Nilai ph menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen( ) di dalam tanah semkin masam tanah tersebut.
b.      Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halusSehingga membenuk permukaan yang tinggi persatuan berat .koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi reaksi fsikokimia di dalam tanah.
c.       kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100g.
d.      pertukaran anion banyak ditemukan pada mineral liat amorf, dan liat al dan fe-oksida.
e.       kejenuhan basa , menunjukan perbandingan antara jumlah kation kation basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah.
2.3.3 Sifat-sifat biologi tanah
Menurut (Hardjowigeno 2003) sifat-sifat biologi tanah terdiri dari:
1.      Makro fauna
Makro fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi: hewan hewan besar pelubang tanah, cacing tanah.
Hewan-hewan besar pelubang tanah seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah kesuburan serta struktur tanah.
Cacing tanah mengaduk tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan lebih muda ditembus akar.
2.      Makro flora
Tanaman tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic dan penyimpan energy surya.Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah sehingga menyediakan makanan dan energy bagi hewan tanah dan mikro flora.Akar tanaman yang masi hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsure unsure hara oleh akar akar tersebut.
3.      Mikro flora
Bakteri, fungi dan actinomicetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi sat perekat yang tidak mudah larut dalam air.


III.METODOLOGI
3.1  Letak Astronomis dan Geografis
Lokasi tempat penelitian Profil Tanah adalah Wilayah Desa Pengembang Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar pada titik koordinat yaitu: 5039’,13,1”LS.119045’56,7”BT.
Letak geografis tempat praktikum yaitu :
a)      Sebelah utara               : berbatasan dengan Gowa                 
b)      Sebelah timur  : pemukiman warga
c)      Sebelah selatan           : berbatasan dengan desa Polombangkeng
d)     Sebelah barat                : berbatasan dengan Gowa
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum  Profil Tanah dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Oktober 2012 sekitar pukul 11.00 – selesai  yang bertempat  di kabupaten Takalar.
3.3  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah cangkul, linggis, penggaris, skop, cutter/pisau, meteran, ring sampel, papan, Daftar Isian Profil (DIP).
Bahan yang digunakan adalah kantong plastik gula, papan,spidol, dan kertas label.


3.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1.    Penggalian Profil Tanah
a.    Membuat lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
b.    Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari.
c.    Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
d.    Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
e.    Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
f.     Melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore).
2.    Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh
a.    Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
b.    Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
c.    Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampel kedua masuk ke dalam tanah (10 cm).
d.    Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan skop atau linggis.
e.    Memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama dengan hati-hati, jangan sampai tanah yang sudah ada dalam ring sampel retak, kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
f.     Menutup ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang sudah disediakan.
3.    Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
a.    Ambillah tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.
b.    Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.




V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah di Wilayah Takalar.
Parameter
Pengamatan
Lapisan
I
II
III
KedalamanLapisan
30 cm
28 cm
47 cm
Batasan Lapisan
Baur
Baur
Baur
Topografibataslapisan
Tidak Teratur
Tidak Teratur
Tidak Teratur
Warna (munsel)


-   
Tekstur
Pasir
Liat
Liat
Struktur
Sedang
Sedang
Halus
Konsistensi
Teguh
Lepas
Gembur
Karatan
Fe,Mn
Mn
Mg,Mn





5.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan  pada percobaan   profil tanah di lapangan, saya dapat membahas bahwa terlihat adanya lapisan yang terdiri dari lapisan I, lapisan II,dan lapisan III. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I memiliki kedalaman 30 cm, lapisan ke II memiliki  kedalaman 28cm, dan lapisan III memiliki kedalaman 47 cm. Sedangkan batas lapisan lapisanya, pada lapisan I baur, lapisan II baur, lapisan III pun baur, ini disebabkan karna adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian dimana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke lapisan bawah bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan adanya perbedaan horizon.
Menurut (Hardjowigeno 1987) Perbedaan lapisan tanah disebabkan oleh:
Tofografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan tofografi akan mempengaruhi jenistanah yang terbentuk. Tanah pada daerah lereng infiltrasi kurang dibandingkan kehilangan melalui runcff. Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
Warna tanah dipengaruhi kandungan bahan organik, mineral, drainase, kandungan air, dan aerasi. Pada pengamatan profil tanah, tidak diperoleh data  mengenai warna tanah karena tidak adanya kertas munsell.
Tekstur tanah ialah perbandingan tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus(2mm). Pada pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan I berupa pasir, lapisan II berupa liat, dan lapisan III berupa liat. Tekstur tanah penting untuk diketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah.  Hal ini dikarenakan adanya proses pencucian.
Struktur tanah adalah gumpalan kecil dari butir butir tanah. Gumpalan gumpalan ini terjadi karena butir butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I bentuk strukturnya adalah sedang, pada lapisan ke II bentuk strukturnya adalah halus,dan pada lapisan III strukturnya adalah halus. Idealnya bahwa struktur disebut granular.Struktur granular merupakan struktur tanah yang ideal untuk pertanian lahan kering karena struktur ini di peroleh dengan keadaan aerasi baik serta drainase yang baik.
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam massa tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering.Pada lapisan I konsistensinyan adalah teguh, lapisan II konsistensinya adalah Lepas dan pada lapisan III konsistensinya adalah gembur.
Pada profil tanah yang di amati, lapisan I,II, dan III mengandung karatan. Pada lapisan tanah I kandungan karatannya berupa Fe dan Mn. Karatan berwarna merah kuning-kuningan mengandung banyak mangan (Mn) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe).Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah.Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah.
Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senyawa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. Lapisan II mengandung karatan Mn. Sedangkan, lapisan III mengandung karatan Mg dan Mn.








V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
a.    Lapisan I mempunyai kedalaman 30 cm dan memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan berombak, tekstur liat berdebu, struktur halus, dan karatan  mengandung Al (orange).
b.    Lapisan II mempunyai kedalaman 34 cm dan memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan berombak, konsistensi kering (teguh), tekstur  liat berdebu, struktur kasar, dan mengandung Al (orange).
c.  Faktor- faktor pembentukan tanah yaitu kemeringan, material asal, organisme hidup, waktu, dan iklim.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya supaya waktunya tidak diundur dengan waktu yang telah ditentukan.Untuk asisten agar memberikan TP (tugas pendahuluan) sesuai yang telah ditentukan dan memberikan arahan kepada anggotanya.



DAFTAR PUSTAKA
A.K Pairunan. 1998. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama PerguruanTinggiNegeri Indonesia Timur (PKS – PTN – INTIM).

Buckman dan Brady. 2002. Konsistensi Tanah.Brawijaya : Surabaya.
Darmawijaya. 1990. Ilmu tanah, Jakarta

Hanafiah, K.A. 2003.Dasar - dasar Ilmu Tanah.Rajawali pers, Jakarta.

Hardjowigeno, H.S. 2003.Ilmu tanah. Akademika Pressindo, 2007. Ilmu tanah, Jakarta.

Hardjowigeno, HS. 2003. Klasifikasi Tanah dan Biogenesis. Akapress, Jakarta.
                                                                                                                                               
Madjid, abdul.Dr.Ir.MS. Dasar – dasar Ilmu Tanah. Dasar2ilmutanah.blogspot.com. 3 oktober 2009.

Mul, M.S. 2007. Analisis Tanah, air dan jaringan tanaman. Rieneka Cipta , Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar